Saturday 4 August 2012

Berguru Kepada Allah


Berguru kepada Allah
Klik pada link dibawah untuk kehalaman web berkenaan.

http://archive.org/details/Ust.abuSangkanberguruKepadaAllah

Ust.Abu Sangkan>Berguru kepada Allah : @Tuntunan Islam : Free Download & Streaming : Internet Archiv
archive.org

Wednesday 1 August 2012

Memasuki Keadaan Diri (Aku)

Memasuki Keadaan Diri (Aku)

Di sini cuba kita sama-sama menyelami kesedaran diri yang sebenarnya, dan mengenali hakikat ruh yang biasa menyebut dirinya "Aku". Dan kita tidak perlu lagi bicara soal dalil-dalil. Ibaratnya kita melakukan shalat, kita tidak lagi perlu kepada dalil, akan tetapi kita cuma melakukan perbuatan shalat yang sebenarnya.

Manusia merupakan makhluk yang sempurna ... sehingga diangkat sebagai wakil Tuhan di muka bumi ini. Biarpun sebahagian besar orang tidak mengerti banyak tentang sifat sebenarnya dari diri sendiri. Dalam susunan fizik, mental dan kerohaniannya terdapat sifat yang tertinggi maupun terendah. Didalam tulang-tulang terdapat kehidupan bersifat mineral, badan dan darahnya benar-benar mengandungi bahan mineral. Kehidupan fizik badan manusia sama seperti kehidupan tanaman. Banyak keinginan /nafsu fizik serta emosi sama seperti yang dimiliki oleh binatang. kemudian manusia mempunyai seperingkat sifat mental yang menjadi miliknya, dan tidak dimiliki oleh binatang yang bersifat rendah. Selain itu masih ada sifat lebih tinggi yang dimiliki oleh sebagian orang yang lebih maju kerohaniannya, meskipun masih terdapat daya kemauan yaitu daya sang "Aku", yang merupakan daya yang diterima (ditiupkan) dari Yang Maha Mutlak.

Benda-benda fizikdan mental tersebut adalah milik manusia, dan bukannya manusia itu sendiri. Sebelum manusia ("Aku") dapat menguasai atau mengalahkan, dan mengarahkan benda yang menjadi miliknya yaitu alat dan instrumennya terlebih dahulu ia harus menyadari dirinya secara benar. Ia harus dapat membezakan mana yang merupakan Aku dan mana yang merupakan alat atau milik Aku, dapat membedakan mana yang Aku dan mana yang bukan Aku. Inilah tahapan pertama yang harus disadari.

Katakan bahwa Ruh itu adalah dari amar-amar-Ku ...

15.Surah Al-Ĥijr (Verse 28)
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِّن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ

Dan (ingatkanlah peristiwa) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia dari tanah liat yang kering, yang berasal dari tanah kental yang berubah warna dan baunya.

15.Surah Al-Ĥijr (Verse 29)
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

"Kemudian apabila Aku sempurnakan kejadiannya, serta Aku tiupkan padanya roh dari ku, maka hendaklah kamu sujud kepadanya.


sang aku bersifat abadi :- tidak akan mati tidak akan rusak. Ia memiliki kekuasaan, kebijaksanaan dan kenyataan. Tetapi seperti seorang bayi yang kemudian menjadi dewasa, batin manusia tidak menyedari sifat potensi yang tertidur dalam dirinya, dan tidak mengenal dirinya sendiri yang sebenarnya. Bila diri sendiri yang sebenarnya sudah bangun, ia mengenal mana yang disebut Aku dan mana yang bukan Aku sebagai dirinya sendiri atau Aku. Aku inilah yang akan kembali kehadirat asalnya yaitu Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun.. Sesungguhnya Aku adalah berasal dari Allah dan kepada-Nya lah Aku kembali ...

Kebanyakkan orang jarang menyadari "Aku" nya, rasa keakuan mereka hanya merupakan kesedaran mengenai nafsu badani pemenuhan keinginan, pemuasan kesenangan, mendapatkan keselesaan bagi dirinya. Bagian bawah dari batin naluri merupakan tempat rasa keakuan mereka. Bila merekamengatakan "Aku", maka yang dimaksud adalah badannya. Badan ini mempunyai perasaan, keinginan dan nafsu. Tetapi fikiran semacam itu terdapat pula pada banyak orang yang mengaku beradab. Mereka menggunakan daya fikirnya guna untuk memenuhi nafsu dan keinginan fiziknya, padahal mereka sebenarnya hidup dalam tingkat batin naluri. Tentu, setelah orang menjadi lebih beradab maka perasaannya menjadi lebih beradab. Yang perlu dicatat adalah, pikiran orang beradab pun masih diperbudak oleh keinginan dan nafsu badannya.

Setelah manusia semakin tinggi tingkatannya, mulailah ia mempunyai konsep tentang Aku nya yang lebih tinggi. Ia mulai menggunakan fikirannya dan akalnya, maka ia pindah dari tingkat batin naluri ke tingkat batin mental --ia mulai menggunakan kecerdasannya, ia mulai merasakan bahwa batinnya adalah lebih nyata bagi dirinya dari pada badannya - bahkan kadang ia melupakan badannya bila sedang terbenam dalam pemikiran secara serius.

Setelah kesedaran orang meningkat, yaitu kesedarannya berpindah dari tingkat mental ke tingkat kerohanian, ia menyedari bahwa "Aku" yang sebenarnya adalah sesuatu yang lebih tinggi dari pada fikiran, perasaan dan badan fiziknya, bahwa semuanya ini dapat digunakan sebagai alat atau instrumennya. Pengetahuan ini bukan merupakan pengertian saja, tetapi merupakan kesedaran yang khas, ertinya orang benar-benar merasakan sebagai Aku yang sebenarnya (sebagai bashirah).

Disini marilah kita sama-sama cuba mendapatkan cara untuk mengembangkan atau membangkitkan kesadaran Aku yang fitrah. Ini merupakan amalan pertama yang harus disedari, sebab kita tidak akan boleh melakukan pendekatan kepada Allah kalau kita tidak menyedari hakekat diri yang hakiki. Seperti tujuan melakukan amalan puasa dibulan ramadhan adalah mencapai fitrah (idul fitri, kembali kepada fitrah yang mempunyai sifat suci seperti bayi yaitu diri yang sejati atau "Aku").

Kesedaran "Aku" ini merupakan langkah pertama pada jalan menuju keadaan yang disebut sebagai `penerang", merupakan realisasi hubungan dengan Yang Maha Agung.

Latihan ini harus dipraktikkan bukan sekarang saja tetapi di sepanjang perjalanan sampai kita memperoleh penerangan jiwa.