Friday 27 September 2013

Nafas Dan Ilmunya

Nafas Dan ILMU-NYA
أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

“Dirangkum dari status-status tentang Nafas”
.
Adapun Nafas yang keluar masuk, dinamakan Muhammad = Nabi kepada kita.
Kemudian yang dinamakan Muhammad itu adalah Pujian,
.
Ilmu Nafas itu dinamakan :
.
1. Bila diluar = Ilmu Gaibul Guyub.
2. Bila didalam = Ilmu Sirrul Asrar.
.
Dari Nafas itulah munculnya ibadah Muhammad.
Dari Jasad itulah munculnya ibadah Adam.
.
Sebagaimana yang ada di dalam Rukun Islam bahwa ibadah Muhammad itu adalah Sholahud Da’im = Sholat yang terus-menerus tanpa henti.
.
Wahdah Fil Kasrah = Pandang satu kepada yang banyak,
. Nafas itu yang keluar masuk dari mulut.
Nufus itu yang keluar masuk dari hidung.
Tanafas itu yang keluar masuk dari telinga.
Amfas itu yang keluar masuk dari mata
.
Maka Nafas itulah yang menuju kepada “ARASHTUL MAJID” karena itu hendaklah kita ketahui Ilmu Nafas, yaitu Ilmu Gaibul Guyub, karena termasuk dari ibadah Muhammad.
.
Ilmu Nafas harus disertai dengan ibadah praktek, akan sulit jadinya bila hanya dengan teori.
Pahami dulu hal ini :
.
Nafas yang keluar dari lubang hidung kiri itu dinamakan Jibrill, maka ucapannya “ALLAH”.
Nafas yang masuk melalui lubang hidung kanan itu dinamakan Izraill, maka ucapannya “HU”.
Zikirullah yang 2 diatas dinamakan NUR. Maka jadilah 2 Nur = “ALLAH” + ”HU” , 2 Nur ini bertemu di atas bibir, tidak masuk ke dalam tubuh, amalan ini sampailah ke derajatnya yang dinamakan “Nurul Hadi”, maka ke arah itulah yang dicapai.
setelah itu Nafas naik di dalam badan dan dinamakan AHMAD,
Nafas yang turun dari ubun-ubun sampai kepada Jantung Nurani itu dinamakan Izraill, ucapanya “ALLAH”.
Nafas yang dari jantung naik sampai ke ubun-ubun itu dinamakan Jibrill, maka ucapannya “HU”.
Maka amalan inilah yang dinamakan :
“Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah” = Amalan Sholeh = Pintu Makrifat
Kedua perkara diatas itu hendaklah diamalkan walau tanpa wudhu dan jangan dikencangkan suaranya hanya kita yang dengar semata-mata “Khafi” (lafadz di dalam hati).
Sesungguhnya yang dinamakan HATI (Qalbu) itu adalah Nur yang memancar dari bagian bawah jantung (bagian Muhammad) ke arah bagian atas jantung (bagian Allah).
Adapun zikir NAFAS itu adalah ketika keluar ALLAH dinamakan ABU BAKAR,
zikirnya ketika masuk adalah HU dinamakan UMAR, letaknya NAFAS adalah di mulut.
Adapun zikir ANFAS itu adalah ketika keluar adalah ALLAH dan ketika masuk adalah HU, letaknya ANFAS pada hidung, dinamakan MIKAIL dan JIBRIL.
Adapun zikir TANAFAS itu adalah tetap diam dengan “ALLAH HU” letaknya di tengah-tengah antara dua telinga, dinamakan HAKEKAT ISRAFIL.
Adapun zikir NUFUS adalah ketika naik HU dan ketika turun adalah “ALLAH” letaknya di dalam jantung, Diri Nufus ini dikenal dengan USMAN dan perkerjaanya dikenal sebagai ALI.
Sabda Nabi saw : “Barangsiapa keluar masuk nafas dengan tiada zikir, maka sia-sialah ia”
.
Awalnya Nafas itu atas dua langkah, satu Naik dan kedua Turun.
.
Ketika naiknya itu sampai kepada 7 tingkat langit maka berkata :
“Wan Nuzuulu Yajrii Ilal Ardhi Fa Qoola HUWALLOH”.
.
Ketika turun kepada 7 lapis bumi maka nafas Nabi itu bunyinya ALLAH.
Ketika masuk pujinya HUWA.
Ketika terhenti seketika antara keluar masuk namanya Tanafas, pujinya AH.. AH.
Ketika tidur “mati” namanya Nufus “Haqqul Da’im”
.
Ingatlah olehmu dalam memelihara Nafas-mu itu, dengan menghadirkan makna-makna diatas ini senantiasa, di dalam berdiri dan duduk dan diatas segala aktivitas yang diperbuat hingga memberi “tanda” kepada sekalian badan dan segala cahaya Nurul Alam atas segalanya.
.
Tetaplah “tilik” hatimu, jadilah engkau hidup di dalam Dua Negeri yakni Dunia dan Akhirat, semoga dianugrahkan Allah bagimu pintu selamat sejahterah Dunia dan Akhirat.
.
Semoga pula dianugerahi Allah Ta’ala bagimu sampai kepada martabat segala Nabi dan diharamkan Allah Ta’ala tubuhmu dimakan api neraka dan badanmu pun tiada dimakan tanah di dalam kubur.
.
Tetaplah dengan hatimu wahai saudaraku..,
janganlah engkau menjadi orang yang lupa dan lalai,
Semoga dibahagiakan Allah Ta’ala atas mu dengan “berhadapan senantiasa”, sampai ajal menjemputmu.
.
Bahwa :
.
Nafas kita keluar masuk sehari semalam yaitu pada siang 12.000X dan pada malam 12.000X karena inilah jumlah jam sehari semalam 24jam, pada siang 12jam dan malam 12jam, demikianlah seperti huruf “Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah”, masing-masing mempunyai 12huruf berjumlah 24huruf semuanya.
.
Barang siapa ‘mengucap’ dengan sempurna yang 7 kalimah itu, niscaya ditutupkan Allah Ta’ala Pintu Neraka yang 7.
Barang siapa ‘mengucap’ yang 24huruf ini dengan sempurna, niscaya diampuni Allah Ta’ala yang 24jam. Inilah persembahan kita kepada Tuhan kita, yang tiada putus-putusnya, yang dinamai Sholahud Da’im = Puasa melakukan nafsu dzahir dan batin.
.
Sabda Nabi saw : “Ana Min Nuurillah Wal ‘Aalami Nuurii”
Artinya : “Aku dari Cahaya Allah dan sekalian alam dari Cahayaku”
.
Sebab itulah dikatakan “Ahmadun Nuurul Arwah” artinya “Muhammad itu bapak sekalian nyawa” dan dikatakan “Adam Abu Basyar” artinya “Adam bapak sekalian tubuh”.
.
Adapun yang dikatakan Fardhu itu Nyawa, karena Nyawa badan kita dapat bergerak
.
Awal Muhammad Nurani
Akhir Muhammad Rohani.
Dzahir Muhammad Insani
Batin Muhammad Robbani.
.
Awal Muhammad Nyawa kepada kita
Akhir Muhammad Rupa kepada kita,
.
Yang bernama Allah Sifatnya, sedangkan sebenar-benarnya Allah itu “Dzat Wajibal Wujud”
Yang sebenar-benar Insan adalah manusia yang dapat berkata-kata adanya.
.
Kita telah mendengar bahwa barang siapa yang tidak mengenal Ilmu zikir nafas maka sudah tentu orang tersebut tidak dapat menyelami alam hakekat Sholahud Da’im.
.
Perhatikan kembali bab-bab yang lalu, telah banyak diterangkan dengan jelas tentang sholat, dimana pengertian sholat tersebut adalah berdiri menyaksikan diri sendiri yaitu penyaksian kita terhadap diri dzahir dan diri batin kita yang menjadi rahasia Allah Taala.
Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan pembicaraan takrif dan cara-cara untuk mencapai martabat atau maqam sholat da’im..
.
Sholat Daim boleh ditakrifkan sebagai sholat yang berkekalan tanpa putus walaupun sesaat selama hidupnya, yaitu penyaksian diri sendiri (diri batin dan diri dzahir).
.
YANG MEREKA ITU TETAP MENGERJAKAN SHOLAT (Al-Makrij:23).
.
Di dalam sholat tugas kita adalah menumpukan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin kita dan telinga batin menumpukan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan oleh angota dzahir dan batin kita disepanjang “acara” sholat tanpa menolehkan perhatian kearah lain.
Sholat adalah merupakan latihan diperingkat awal untuk melatih diri kita supaya menyaksikan diri batin kita yang menjadi rahasia Allah Taala
… tetapi setelah berhasil membuat penyaksian diri diwaktu kita menunaikan sholat, maka haruslah pula melatih diri kita supaya dapat menyaksikan diri batin kita pada setiap saat dalam waktu 24 jam, sebab itulah kita mengucapkan syahadah:
.
“Asyhaduanlla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”
.

Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah itu pada setiap saat di dalam 24jam sehari semalam.
Oleh karena itu untuk mempraktekkan penyaksian tersebut, maka kita haruslah mengamalkan Sholatul Da’im dalam kehidupan kita sehari-hari sebagaiimana yang pernah dikerjakan dan diamalkan oleh Rasulullah saw, Nabi-nabi dan Wali-wali Allah yang Agung.
.
Syarat mendapatkan Maqam Sholahudda’im :
.
1- Hendaklah memahami betul dan berpegang teguh dengan hakekat ZIKIR NAFAS
2- Haruslah terlebih dahulu mampu mendapatkan pancaran NUR QALBU.
3- Telah mengalami proses pemecahan wajah KHAWAS FI AL KHAWAS.

4- Memahami dan berpegang dengan penyaksian sebenarnya SYUHUD AL-HAQ.
Untuk mengamalkan dan mendapatkan maqam sholat da’im maka sesorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya tentang hakekat perlakuan zikir nafas yaitu tentang gerak-geriknya.. zikirnya.. lafadz zikirnya…letaknya.. dan sebagainya, hal ini telah di-urai dalam bab-bab yang lalu,oleh karena itu amalkanlah zikir nafas itu bersungguh sungguh supaya kita mendapat QALBU yaitu pancaran Nur di dalam jantung kita yang menjadi kuasa pemancar kepada makrifat untuk makrifat diri kita dengan Allah Taala.
.
Sesungguhnya dengan zikir nafas sajalah gumpalan darah hitam yang menjadi istana iblis di dalam jantung kita akan hancur dan terpancarlah “NUR QALBU” dan kemudian terpancar pula makrifah yang membolehkan seseorang itu memakrifatkan dirinya dengan Allah Ta’ala dan dapatlah diri rahasia Allah yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri “DZATUL HAQ” Tuhan semesta alam.
.
Latihan untuk menyaksikan diri ini hendaklah dikerjakan secara bertahap, tahap awal yaitu melalui “acara” sholat sebagaimana yang diterangkan di dalam bab yang lalu.. selama proses penyaksian diri berlangsung maka orang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin “KHAWAS FI KHAWAS” dari jasad dan dengan itu maka seseorang akan dapat melihat wajah kesatu wajah kedua seterusnya sampailah kepada wajah kesembilan yaitu martabat yang paling tinggi di dalam ilmu gaib… dengan mendapat pecahan wajah maka akan dapatlah orang itu membuat suatu penyaksian yang sebenar pada setiap saat dimasa hidupnya pada waktu “acara” ibadah ataupun keadaan biasa.
.
Pada tahapan seperti ini dinamakan martabat “BAQA BILLAH” yaitu suatu keadaan yang kekal pada setiap pendengaran, penglihatan, perasaan dan sebagainya, dan pada tahap ini ia adalah seperti orang awam biasa-biasa saja, tidak nampak dan sulit untuk mengetahui derajat dirinya disisi Allah Ta’ala..
.
Biasanya orang yang berhasil mencapai maqam Sholahud Da’im maka dapatlah ia kembali kehadrat Allah Ta’ala dengan diri batin dan diri dzahir tanpa terpisahkan diantara satu sama lain, ia dapat memilih hendak mati atau hendak gaib.

Wednesday 18 September 2013

Risalah Murid Habib Abdullah Al Haddad

Risalatul Murid Habib Abullah al Haddad
Masalah Thariqat
Dorongan Batin Untuk Menuju Ke Jalan Allah

Ketahuilah bahwa jalan permulaan yang ditempuh ialah munculnya semacam dorongan yang kuat didalam hati yang mengerakkan, menarik dan mengajak untuk kita menuju ke jalan Allah Taala dan menuju ke jalan akhirat serta membelakangkan dunia dan membelakangkan segala yang menjadi kebiasaan kita pada mengejar dunia; seperti mengumpul harta dan kekayaan, bersenang lenang mengikuti kehendak syahwat dan hawa nafsu juga bermegah megah dengan keindahan dan kemewahan termasuk keluarga, kaum kerabat, sahabat handai yang dicintai dan lain lain lagi.

Dorongan ini merupakan “Rahsia Ketuhanan” yang diberikan ke dalam batin hambaNya samada dengan cara menakutkan atau mengembirakan ataupun dengan cara menimbulkan
perasaan rindu kepada ZatNya ataupun juga melalui pertemuan dengan para wali Allah atau ketika mendapat pandangan daripada mereka. Kadang kadang dorongan itu terjadi tanpa ada sesuatu sebab yang tertentu. Bercita cita untuk mendapatkan “dorongan” serupa itu sangat sangat disuruh dan digalakkan. Tetapi bercita cita atau berharap saja untuk meningkat tanpa berusaha dan menetap dipintuNya adalah suatu keputusan yang bodoh. Betapa tidak, bukankah Rasulullah saw pernah bersabda;
“Sesungguhnya Tuhan telah menyediakan berbagai limpahan (kurnia) pada setiap MASA, maka hendaklah kamu mencarinya”
Sesiapa yang telah diberikan penghargaan oleh Allah Taala dengan dapatnya “dorongan” mulia
ini maka hendaklah dia meletakkan dirinya pada tempat yang sesuai. Hendaklah kita mengetahui bahwa pemberian Allah Taala ini adalah NIKMAT TERTINGGI antara nikmat
nikmatNya yang lain yang tidak dapat ditentukan darjatnya dan tidak dapat diNILAIkesyukuran atasnya.

Keterangan:
“Masyallah, sedarlah wahai sekelian saudaraku, Ini adalah “Penghargaan dan Penghormatan” yang datang langsung daripada Allah swt. Maka hendaklah kita mengetahui akan pemberian Allah Taala ini adalah Nikmat Tertinggi antara nikmat nikmatNya yang lain dan janganlah kita rosakkan dan cacatkan “Penghargaan, Penghormatan dan Nikmat
Tertinggi” dengan mengabaikannya atau melalaikan”.

“Meletakkan diri kita pada tempat sesuai bermaksud; “Dorongan Kemauan_Rahsia Ketuhanan” ini seperti Permata yang sangat sangat berharga dimana kita tidak dibenarkan
meletaknya dilumpur atau berdekatan dengan lumpur. Fahamilah maksud ini”.
Maka wajarlah kita membanyakkan kesyukuran terhahap Allah Taala atas nikmat besar yangtelah diberikan kepada kita yang sudah dipilih dan mungkin akan diutamakanNya
(sekiranya kita mengikuti akan peraturan yang telah digariskan oleh Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad), kita antara orang orang yang setaraf dan rakan-rakan seperjuangan
untuk diberikannya nikmat itu.
Betapa banyaknya orang Islam yang telah mencapai usia 80 tahun atau lebih tetapi masih belum lagi diberikan “dorongan” serupa itu dan hati mereka tidak pernah sekalipun diketuk
oleh “Rahsia Ketuhanan” ini.

Keterangan:
“Alhamdulillah, kami panjatkan syukur kepadaMu Ya Allaaah yang telah memberi dan meletakkan “dorongan Kemauan_Rahsia Ketuhanan” ke dalam hati hambaMu yang kotor ini, yang penuh dengan dosa dan noda, buta mata zahir dan buta mata batin kami yang selama ini sudah banyak kami remehkan perintah dan laranganMu, mengabaikan dan melalaikan segala nikmat yang Engkau sentiasa berikan dengan tidak mensyukuriMu dengan sewajarnya.
Astagfirullah . . . Alhamdulillah”
“Ya Allaaah, kami adalah hambaMu yang tidak ada Daya dan Upaya untuk menjaga pemberianMu yang tak ternilai ini. Kami mohon kepadaMu, Berilah kami Perlindungan, Bantuan, Pertolongan dan kekuatan supaya dapat menjaga dan membawa “Dorongan Kemauan_Rahsia KetuhananMu” ini sebaik baik mungkin. Hanya dengan kehendak dan izinMu jua yang kami harapkan yang akan berlaku dan pasti berlaku. Kami mohon kepadaMu
dengan keberkahan Nabi dan RasulMu, Muhammad saw, dengan keberkahan Ahli BaitNya dan ZuriatiNya, dengan keberkahan Para Habaib yang kami Cintai, dengan keberkahan Guru
kami dan Guru Guru mereka. Amin, Amin, Amin, Ya Rabbal Alamin.

Bagaimana Cara Memelihara “Dorongan Kemauan_Rahsia
Ketuhanan”

Setiap murid harus rajin berusaha untuk memperkukuh (menguatkan), memelihara dan mengikuti ajakan dorongan kebatinan ini seperti berikut:

1. Memperkukuhkannya: Dengan memperbanyakkan Mengingati Allah Taala, Merenung dan Meneliti segala Kekuasaan Allah Taala dan senantiasa berdampingan dengan Para Wali Allah, Ulama Ulama, Para Guru Guru.

2. Memeliharanya: Menjauhkan diri dari bercampur gaul dengan orang orang yang terlindung dari pandangan Allah Taala dan juga dengan meletakkan belakang segala was was dan tipu daya syaitan.

3. Mengikuti: Berlumba lumba kembali / menuju ke jalan Allah, berlaku benar dalam menghadapi segala PerintahNya, tidak bermalas malas, tidak menangguh-nanggguhkan dan tidak melambat-lambatkannya. Apabila sampai saja masanya hendaklah menunaikannya dan apabila merasa seruan bakti hendaklah tidak tunggu tunggu lagi.
Berhati hati dari ucapan besok atau lusa sebab yang demikian adalah dari hasutan syaitan. Hendaklah terus mengerjakan segala amal baik dengan segera dengan tidak menunggu-nunggu ataupun mencari keuzuran (mencari alasan alasan) kerana tidak ada
masa lapang, penat, kurang sihat ataupun belum sampai masa untuk beramal dan sebagainya.

Berkata Abur-Rabi’ rhm: Tunjukkanlah dirimu ke jalan Allah kepada Allah dalam keadaan tempang dan cacat anggota dan jangan menunggu waktu sihat saja kerana menunggu waktu sihat adalah kerugian.

Keterangan:
“Maksud; Tunjukkan pada Allah Taala walaupun jasad kita penat, letih dan mempunyai halangan halangan lain yang datang, kita tetap hadir pada hari yang telah kita khususkan buat ‘Dia’ dimana kita dapat menimba ilmu untuk membersihkan dan mendekatkan diri
kepadaNya. Kita tetap menjalankan segala perintahnya dan menjaga larangannya. Menjalankan wirid wirid harian dan lain lain”.

Keterangan:
“Jangan menunggu waktu sihat bermaksud; orang yang sihat tidak ada ujian dan cubaan dan dengan mudah dapat hadir tanpa memberikan alasan, melaksanakan amal bakti tetapi orang yang penat selepas kerja, letih, yang sakit dan ada saja halangan-halangan supaya dia tidak dapat hadir, melaksanakan amal bakti itu adalah ujian dan cubaan berat baginya. Sekiranya dia dapat mengatasi masalah ini maka Allah Taala akan “SENYUM” keatas dirinya kerana dia mempunyai Haqul Yakin bahwa kehadirannya akan membuat Allah Taala, senyum, Rasulullah saw, senyum, Para Malaikat yang ditugaskan menjaga majlis bakti, senyum, Para penduduk bumi, senyum, Para penduduk langit senyum. Masyallah, Subhanallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar”.

Berkata Ibu Atha’ didalam kitabnya Al-Hikam: Melambat lambatkan suatu pekerjaan sehingga ada peluang menunjukkan kebodohan jiwanya.

Keterangan:
“Maksud; Mencari alasan demi alasan supaya tidak perlu hadir untuk melaksanakan amal bakti dan menunda-nundakan peluang (untuk mencari alasan alasan) untuk diberi menunjukkan dia lebih senang mendengar nasihat syaitan daripada seruan Allah Taala dan RasulNya”.

Taubat

Langkah pertama yang harus dilalui oleh setiap murid dalam menuju kepada Allah Taala ialah dengan bertaubat kepada Allah Taala dengan sebenar benarnya taubat daripada segala dosa. Jika ada sesuatu hak orang lain dalam simpannya yang telah dizaliminya pada masa lalu, maka haruslah dikembalikan pada pemilik hak jika barangnya masih ada. Jika barangnya sudah tidak ada haruslah diganti dengan lain ataupun dipohon dari pemiliknya untuk dihalalkan.

Sebab orang (murid) yang masih bergantung zimmatnya (menanggung hak orang) dengan hak orang lain tidak berkemungkinan dapat menuju ke jalan Allah Taala.

“Habib Abdullah AlHaddad menjelaskan bahwa bertaubat harus dilakukan pada semua murid murid yang ada keinginan untuk menuju kepada Allah swt dengan taubat yang benar, mengandungi maksud “dengan penuh keinsafan dan ikhlas atas taubatnya itu”.

Keterangan:
“Sekiranya ada didalam simpanannya atau sudah dihilangkan atau sudah dijualnya tanpa pengetahuan pemiliknya hendaklah di kembalikan sekiranya masih ada. Sekiranya sudah tidak ada harus diganti. Sekiranya tidak berkemampuan hendaklah memohon maaf pada pemiliknya supaya menghalalkannya sekiranya pemilik itu setuju. Kalau tidak, maka mahu atau tidak harus digantikan, tidak ada jalan lain.

Terjebaknya seseorang melakukan demikian adalah seperti berikut:
1. Suka menjadi Pak Sanggup: Pada permulaannya ada niat yang bersih untuk menolong pada pemilik samada untuk di simpan atau untuk diperbaiki barang kepunyaan pemilik itu.

2. Niat bersih bertukar: Pada suatu masa datanglah niat si pak sanggup itu bertukar kerana desakkan kehidupan yang sempit sehingga sanggup menjual atau mengadai barang kepunyaan
pemilik itu tanpa pengetahuan pemilik sebenar. Kerana didalam kiraannya, dia sanggup mengantikan atau menebus balik barangan itu semula pada masa tertentu.

3. Hati yang kotor: Bila sudah tidak dapat mengembalikan barang kepunyaan pemilik, hatinya
bertukar menjadi kotor hingga sanggup buat tak tahu yang dia ada menerima sesuatu barangan yang bukan kepunyaannya yang harus dikembalikan walaupun berdepan dengan pemilik yang sebenar tanpa segan silu dan perasaan takut.

4. Tiada ketakutan dalam hatinya:
Pertama, Allah Maha Mengetahui akan sikap si pak sanggup itu yang tidak akan dapat mengembalikan barangan kepunyaan pemilik sebenar tetapi Tuhan mengizinkan juga kerana ada kemungkinan datang pada pak sanggup itu sifat tahu memilih untuk menjadi seorang yang amanah didalam perjanjiannya.

Kedua, oleh kerana cetek ilmu pengetahuan agama maka si pak sanggup itu tidak dapat menilai mana yang baik, mana yang buruk dimana ada tertanam didalam hatinya bahwa bila ada rezki akan dikembalikannya.

Ketiga, si pak sanggup lupa dan tidak tahu bahwa dia tidak mempunyai keupayaan dan kuasa untuk mengembalikan barangan itu hanya bersandar kepada rezki yang akan datang tanpa berusaha untuk membuat sesuatu tapi hanya duduk dan mengharap aje.

Keempat, maka Tuhan menghinanya kerana tidak mahu berusaha untuk mengembalikan barang kepunyaan pemilik kerana hatinya tidak ada perasaan takut kepada pemilik barangan itu.. Bila sudah ada sifat tidak takut pada pemilik walaupun berdepan dengan pemilik, itumenunjukkan bahwa hakikatnya si pak sanggup tidak takutkan Tuhannya, itupun kalau dia ada Tuhan”.

“Habib Abdullah juga menyebut tentang perjalanan murid menuju kepada Tuhan tidak berkemungkinan sampai kepada Tuhan selagi ada menanggung hak orang lain. Terpulanglah kepada Tuhan untuk menghakimi hambanya samada dibenarkannya untuk meneruskan
perjalan hambanya atau tidak. Ini tergantung pada sihamba samada ketidak sanggupan yang sebenar yang di alami dirinya, keikhlasan hati, bertaubat sebenarnya, mempunyai perasaanmalu dan takut pada pemilik barang, berjanji dengan Tuhan tidak akan mengulangi sikapnya untuk menjadi pak sanggup pada masa akan datang dan menjaga hatinya supaya dibersihkan semula”.

Syarat taubat yang sah ialah menyesali diri atas segala dosa yang lalu dengan sebenar benar penyesalan serta berazam kuat tidak akan buat lagi dosa selama masih hidup termasuk jangan berdetik (cita cita) untuk melakukan dosa kerana perbuatan itu akan merosakkan taubatnya yang sebenar dan tidak diterima oleh Allah Taala.

Keterangan:
“Kita harus memahami apa itu Taubat dan apa kesan sampingannya. Bagaimana cara untuk bertaubat yang berkesan pada hati?Apabila taubat itu berkesan maka akan datang
pertolongan dari Tuhan untuk membantu dan mengingatkan kita dari melakukan perbuatan mungkar pada masa yang mendatang.

Taubat yang sebenarnya adalah suatu perbuatan yang datang dari hati untuk mengucapkan PENGAKUAN pada Tuhan beserta dengan PENYESALAN atas perbuatan perbuatan yang
lalu. Apa itu PENGAKUAN, iaitu bersumpah kepada Allah Taala. PENYESALAN adalah
PERASAAN KEINSAFAN yang datang dari lubuk hati seorang hamba beserta RASA IKHLAS.

Bagaimana RASA IKHLAS datang? MENYEDARI dirinya tidak ada kuasa dan kemampuan untuk membuat sesuatu walau sebesar zarrah sekalipun. MENYEDARI dirinya dimiliki Tuhanyang menjadikannya. MENYEDARI dirinya dihidupkan dan akan dimatikan oleh Tuhannya.
MENYEDARI perbuatan dirinya akan dihadapkan pada Tuhan untuk ditimbangkan segala amalan-amalannya kelak. Dari mana datangnya MENYEDARI? Itu adalah perbuatan Allah Taala pada hambanya yang hendak diselamatkan dari Api Neraka”.

“Sekiranya kita faham akan keterangan diatas itu ada mengandungi beberapa perkara yang mudah dan juga berat supaya jangan mempermainkan seperti berikut:

1. PENGAKUAN adalah BERSUMPAH PADA ALLAH TAALA.
2. PENYESALAN adalah PERASAAN KEINSAFAN.
3. RASA IKHLAS adalah MENYEDARI.

Bila ketiga perkara ini dapat difahami dan dilakukan barulah Taubat itu Insyallah berkesan pada diri kita”.

Setiap murid harus mengakui dirinya bersifat cuai dan lalai dalam menunaikan hak hak Tuhanyang wajib atas dirinya. Apabila rasa kesalan atas kecuaian dan kelalaian, maka hati akan berpatah hati dan menyesal mengenangkan diri yang malang. Maka ketahuilah ketika itu Allah akan bersama sesuai dengan firmanNya dalam sebuah Hadis Qudsi;

“Aku sentiasa berada bersama sama orang yang berpatah hatinya kerana AKU”

Keterangan:
“Sila rujuk keterangan diatas; untuk mengakui akan sifat yang sering cuai, lalai dan malas atas perintah Tuhan yang diwajibkan pada diri, hendaklah dilakukan dengan adab dan
melaksanankan panduan tersebut sebaik-baiknya. Dengan berwudhu dan selesai shalat berdoalah kepada Tuhan dan mengakulah didepan pintuNya dan mohonlah bantuan dariNya”.

Memelihara Diri Dari Dosa

Setiap murid harus menjauhkan diri dari melakukan dosa dosa kecil apatah lagi dosa besar seperti menjauhi dari mengambil minuman yang beracun. Hendaklah takut untuk melakukan dosa lebih pada takut dan gentar jika terminum dan termakan racun yang mematikan. Sebab dosa dan maksiat akan mematikan hati seperti racun membinasakan badan.

Keterangan:
“Mengapakah kita boleh dan sanggup melakukan dosa kecil atau dosa besar? Tetapi akan TAKUT bila seseorang memberitahu bahwa makanan ataupun minuman mengandungi racun dan serta merta maka akan menjauhi dari mengambil makanan ataupun minuman itu.

Mengapa perkara ini tidak berlaku pada diri kita semasa melakukan dosa kecil ataupun dosa besar? Adakah kerana tidak ada khabar akan perbuatan dosa kecil dan besar akan membinasakan badan dan mendapat siksaan dari Allah Taala? Alasan apa yang hendak
diberikan sedangkan, keterangan dari AlQuran sudah dijelaskan. Nabi dan RasulNya sudah mengingatkan. Para Ulama sudah maklumkan dan Para Guru sudah mengkhabarkannya.

Yang menjadi masalah pada diri adalah kerana tidak mempunyai perasaan TAKUT PADA ALLAH. Kenapa tidak ada PERASAAN TAKUT PADA ALLAH seperti MENJAUHI
MAKANAN ATAU MINUMAN YANG BERACUN? Ini disebabkan oleh tiada Iman (tidak ada kepercayaan kepada hukum Allah Taala). Kerana apa tidak ada kepercayaan? Tidak MENGENAL TUHANNYA? Kenapa tidak mengenali Tuhannya. Kerana tidak ada ILMU.
Kenapa tidak ada ILMU? Tidak mahu belajar. Kenapa tidak mahu belajar? Saya tak dapat jawab . . . Sebab Iblis pun TAKUT pada ALLAH. Kalau manusia tidak TAKUT PADA ALLAH
nak letak manusia KAT MANA ? ? ?”

Adapun hati bila sudah binasa maka akan binasalah bersamanya diakhirat yang menyebabkan seseorang tidak akan terselamat dari kemurkaan Allah dan siksaanya. Hanya orang yang
hatinya suci bersih saja yang dapat menuju kepada Allah untuk mendapat keredhaan dan balasan pahalaNya.

Keterangan:
“Habib Abdullah menjelaskan, bila hati sudah binasa akan bersamanya diakhirat daripada terselamat dari kemurkaan Allah dan siksaanya. Manusia bila hatinya sudah binasa dapat dilihat dari percakapan dan perbuatan semasa hidupnya didunia dan dia sendiri yang menunjukkan dirinya sebagai calon manusia yang mendapat kemurkaan Allah dan siksaanya.
Berlindunglah diri kita daripada mendapat jemputan percalonan dari Allah swt yang diberi keistimewaan akan kemurkaan dan siksaanya dan bermohon ampunan untuk mereka dan kita semua, Amin.

Hanya hati seseorang yang suci bersih sahaja yang dapat menuju kepadaNya.
Dengan itu haruslah kita menjaga hati kita perpandukan AlQuran, Sunnah Nabi saw, Panduan dan Garisan yang ditunjuk dan diajarkan oleh para habaib, ulama dan guru guru”.

Memelihara Hati
Setiap murid (baik suka atau tidak, sekiranya dia mengakui dirinya sebagai seorang murid yang menuntut) harus berusaha memelihara hatinya daripada rasa Was Was, Cita Cita Kosong(suka berangan angan) dan apa saja yang datang dalam fikirannya yang kotor.
Pintu hati setiap murid harus didirikan sesuai dengan dibangunkannya dinding supaya dapatmengawasi sesuatu yang datang menghampirinya. Sekiranya tidak ada persiapan batas dan dan dinding pada diri setiap murid, mana mungkin dapat dilihat gejala gejala yang disebutkan diatas tadi masuk dan merusakkan diri murid itu.

Apabila hati sudah rusak akan menjadi susah untuk mengeluarkan penyakit yang sudah berselaput didalamnya. Sepertinya dari usia muda sudah banyak melalaikan tanggungjawab sebagai hamba tuhan dengan tidak menjalankan kewajipan dan menjauhi laranganNya.
Pastinya gejala gejala itu sudah melekat seakan-akan sudah dipatri. Kerana itulah setiap murid harus sentiasa membersihkan hatinya yang menjadi tempat pandangan Tuhan supaya hati tidak tertarik pada pujukkan hawa nafsu dan syahwat keduniaan.

Murid murid harus memelihara hatinya dan harus mengenali musuh-musuhnya supaya tidak melangkah masuk kesempadan dan dinding yang telah dibangunkan, tidak masuk kerumahnya, dimana boleh membawanya jauh dari Allah swt. Tanpa mengenali musuh-musuhnya manamungkin dapat menghalang dari serangan mereka?

Keterangan:
Perhatian harus di tekankan seperti berikut:

1. “Memelihara hati dari sifat sifat dendam khusumat, sifat hasad dengki, sifat suka menipu dan sifat suka membelit terhadap kaum Muslimin.

2. Jangan sekali-kali suka pada sangkaan buruk terhadap sesiapapun dari kaum Mu’minin. Sebaiknya ditujukan hatinya untuk menasihati kaum Muslimin, bersifat pengasih dan sentiasa bersangka baik kepada semua orang. Sifat begini sangat susah
untuk diamalkan kerana sentiasa melihat akan kelemahan orang lain khususnya seperguruan. Hanya dia INGAT dia yang faham dan suka ketawakan rakan seperguruan dan orang lain.

3. Segala kebaikan yang disukai harus disukai untuk orang lain. Jangan halang orang lain untuk dapat membuat kebaikan.

4. Setiap murid harus mengetahui bahwa hati mempunyai berbagai penyakit-penyakit yang lebih berat, lebik buruk dan lebih busuk dari maksiat-maksiat pancaindera. Oleh kerana ada penyakit itulah maka murid tidak boleh menerima makrifatullah (mengenal
Allah) akan kecintaanNya melainkan di hapuskan habis-habisan penyakit itu.

Contoh

penyakit yang bahaya ini ialah sifat membesarkan diri atau bongkak, riya’ dan hasad dengki. Bila ada sifat membesar diri menandakan kurang akal (kefahaman tak ada / tak faham) dan jahil. Siapa yang membesarkan diri, tidak ada rasa kebimbangan sekiranya
dia meninggi diri terhadap orang lain dengan apa yang Allah kurniakan kelebihankelebihanNya kelak Allah akan merampas semula segala kurniaNya disebabkan kelakuan dan perbuatannya yang buruk yang ingin MENCUBA MENANDINGI KUASA TUHAN dalam Sifat KebesaranNya.

Manakala sifat riya’ pula suka menunjuk-nunjuk menandakan hatinya kosong daripada sifat suka membesarkan Allah dan suka
mengagungkan Allah kerana amal yang dibuatnya hanya pura pura saja. Dia merasa kurang puas amalnya jika diketahui oleh Tuhan Rabbul Alamin saja. Jadi kena tunjuk pada orang lain yang dia tu Alim, Wara, ada Ilmu dan tempat orang menanyakan fatwa.

5. Selain dari itu, harus setiap murid menjaga pancainderanya seperti mata, jangan melihat apa-apa yang haram, yang shubhat, apa yang boleh menaikkan syahwat.

Mulut, jangan banyak cakap. Sebaliknya banyak diamkan diri. Banyakkan membaca Quran, Zikir dan berdoa. Jaga mulut daripada terkeluar perkataan-perkataan yang kotor dan boleh menjatuhkan maruah kaum muslim dan bukan muslim. Telinga, jangan
mendengar cerita-cerita bohong, cerita kosong, cerita menaruh harapan dan lain-lain.

Jadikan telinga suka mendengar bacaan Quran, Zikir, dan Berdoa. Suka mendengar nasihat-nasihat dan lain-lain. Tangan, jagalah tangan daripada mengambil barang kepunyaan orang lain tanpa izin. Jangan nak tunjuk kuat dengan tangan, asyik nak
tumbuk orang aje hingga lupa tumbukkan dari Tuhan tak nampak.

Jadikan tangan itu suka kepada kebajikan, mengambil wudhu, mengambil Quran, mengambil Tasbih dan
lain-lain. Kaki, jadikan kaki suka dan redha ke masjid, ketempat kuliah, menziarah ulama, menziarah orang sakit, menziarah kubur dan lain-lain. Masyallah. Banyak sangatlah.

6. Setiap murid hendaklah berzuhud didunia. Sekiranya tidak mampu berzuhud didunia hendaklah menuntut dunia (mintak) dari Pemilik dunia itu sendiri; iaitu Allah swt. Semua hati manusia berada didalam genggaman Tuhan.

7. Jauhkan, buang sifat hasad kerana sifat hasad jelas menentang kekuasaan Allah Taala dan membantah akan kudratNya dalam kerajaanNya. Allah swt menganugerahkan nikmatNya kepada setiap hambaNya dan sudah semestinya atas kehendakNya.
Sekiranya setiap hamba khususnya murid memilih sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dipilihkan oleh Allah swt itu menandakan sihamba sudah melakukan kurang
ajar terhadap Allah swt dan wajib mendapat kemurkaanNya.

8. Tidak baik memeram dengki terhadap sesiapa yang bersaing dengannya dalam sesuatu tujuan ataupun yang pernah membantunya dalam sesuatu urusan.

9. Harus menanamkan rasa cinta terhadap saudara saudaranya didalam hati serta berusaha dengan zahirnya mengajak dan mengumpul mereka supaya belajar agama untuk menuju ke jalan Allah dan berlumba lumba dalam mentaatiNya.

10. Jauhkan pada Cintakan Dunia kerana itu ada Pokok Segala Bencana sebagaimana tersebut didalam sebuah hadis. “Jika hati terselamat dari penyakit cintakan dunia, niscaya ia menjadi putih dan bersih, baik dan bercahaya; dan ketika itu sesuailah
untuk menerima limpahan cahaya dari Allah swt dan mudahlah baginya untuk
menyingkap (menangkap) rahasia-rahasia Tuhan”.

Mencegah Seluruh Anggota Dari Maksiat

Panduan selanjutnya diharuskan setiap murid untuk berusaha mencegah dirinya dan seluruh anggota dari melakukan maksiat dan dosa. Setiap anggota harus digesa (diajak bersama) untuk
mengerjakan ketaataan semata-mata kepada dan kerana Allah Taala dan tidak mengerakkan diri dan anggota untuk melakukan sesuatu melainkan perkara itu boleh dan mendatangkan
manfaat pada dirinya di Hari Akhirat.

Keterangan:
“Dari panduan dan nasihat-nasihat yang lalu, dimana setiap salik dan murid harus mengikuti panduan dan nasihat itu sekiranya niat dan tujuan si salik dan murid itu benar, semata-mata inginkan Allah Taala. Maka dari tajuk diatas itu tidak akan ada sesuatu yang boleh mencegah atau menghalang si salik dan murid yang sudah dan akan mengambil dan melaksanakan panduan dan nasihat dari Imam Habib Abdullah Bin Alwi AlHaddad.

Oleh kerana niat dan tujuan si salik itu benar maka dengan dorongan kemauan iaitu rahsia ketuhanan yang sudah dicampakkan kedalam hati si salik dan murid maka selaras (kena) pada
niat dan tujuan si salik dan murid maka tumbuhlah pergerakkan dan perbuatan untuk membersihkan diri si salik dan murid dengan segera.

Sangat menyedikan perkara ini tidak akan boleh berlaku pada murid di mana dorongan kemauan_rahsia ketuhanan yang dilimpahkan pada mereka tidak selaras (tidak kena / tidak
tepat) oleh kerana niat dan tujuan si salik dan murid itu tidak benar dan bohong belaka.

Hanya mereka yang benar niatannya akan mengambil panduan dan garisan ini didalam menjalankan perlaksanaan tersebut. Benarlah kata Imam Habib Abdullah bahwa, dorongan
kemauan_rahsia ketuhanan diberikan oleh Allah kepada yang dipilihNya tetapi hanya mereka sahaja yang tidak mahu menerima pemberian Allah Taala. Tidak mahu berusaha dengan sekuat tenaga, tidak mahu istiqamah dalam pelaksanaan. Asyik nak cepat aje. Lekas bosan, lekat penat, suka menangguhkan dan melambatkan.

Melihat dorongan batin itu satu perkara yang kecil yang tidak ada harga yang diberikan oleh Allah Taala. Alasan-alasan itu menunjukkan bahwa niatan dan tujuannya tidak benar yang
berkuasa pada diri murid sebenarnya ialah Iblis dan Syaitan kerana mereka lebih senang mengikuti nasihat mereka daripada nasihat Imam Habib Abdullah AlHaddad.

Maka yang sebenar benar si salik dan murid yang menjalankan panduan dan nasihat nasihat itulah yang dikatakan oleh Imam Habib Abdullah AlHaddad, hamba yang DIUTAMAKAN oleh
Allah Taala. Untuk tidak mengajak diri dan anggota dari melakukan sesuatu yang tidak mendatang kemanfaatan didunia dan akhirat, lihatlah pada niat dan tujuan yang ditanamkan.
Hanya itulah jalan yang ada. Selain berdoa . . .”

Bencana Lisan
Setiap murid murid harus bersungguh sungguh dalam memelihara lisan (lidah) mereka kerana bentuk lisan itu kecil akan tetapi bencananya sangat berat sekali.

Keterangan:
“Langkah seterusnya bagi murid-murid hendaknya menjaga lidah yang zahir dan lidah yang batin daripada mengeluarkan kata-kata yang hina, kata-kata yang mendatangkan dosa dan kata-kata yang tidak mendatangkan faedah.
Ikutilah langkah panduan seterusnya;

1. Kita mempunyai dua lidah. Yang Zahir terletak dimulut dan Yang Batin letaknya didalam hati. Setiap kali didalam permulaan percakapan baik pada zahir mahupun batin, hendaklah
kita berfikir dahulu samada percakapan itu baik atau tidak disisi Allah. Adakah percakapan itu akan menjatuhkan maruah pada orang yang ditujukan percakapan? Perlukah untuk
bercakap dan untuk apa dan apa faedahnya?

2. Tahanlah lidah daripada bercakap bohong (hanya ingin menunjukkan diri yang betul dan benar, menutup perkara yang sebenar dan lain-lain), tahan lidah dari mengumpat (bercerita pasal orang lain terutama kesalahan orang lain).

3. Hindarilah segala percakapan yang dilarang oleh agama.

4. Menjaga diri dari mengeluarkan percakapan yang cabul dan kotor.

5. Jalan sekali-kali melibatkan diri dalam perkara-perkara yang tidak ada kena mengena dengan diri sendiri (jangan suka memasang telinga pada perbualan orang lain) walaupun
perbuatan itu tidak haram, namun akan mengeraskan hati dan mensia-siakan waktu tanpa faedah.

6. Jangan mengerakkan lidah kecuali membaca AlQuran, Berzikir, Berdoa, Menyampaikan nasihat kepada saudara yang Muslim, Menyuruh berbuat ma’ruf (baik) dan mencegah berbuat munkar (jahat).

7. Menyuruh sesuatu hajat keduniaan yang akan membantunya untuk kepentingan akhiratnya.

8. Hindarilah lidah menjadi ‘munafiq’; sekiranya susah untuk menjadi orang yang menjaga amanah, lebih baik ‘DIAM’.

Nabi saw pernah bersabda; “Setiap percakapan anak Adam dikira atasnya, kecuali berzikir kepada Allah ataupun menyuruh berbuat ma’ruf (baik) dan melarang berbuat munkar (jahat)”.

i.Bencana Telinga Dan Mata
ii.Sentiasa Dalam Taharah
iii.Memperbanyak Yang Dianjurkan & Menjauhi Yang Dilarang

Bencana Telinga Dan Mata.

Ketahuilah, bahwasanya pendengaran dan penglihatan merupakan dua pintu yang sentiasa terbuka menuju ke hati. Apa saja yang masuk menerusi kedua pancaindera ini akan sampai kehati. Terlalu banyak perkara yang didengar dan terlalu banyak perkara yang dilihat oleh mata manusia dari perkara-perkara yang tidak layak untuk sampai ke dalam hati. Maka susah untuk dihapuskan bekas-bekas kesan itu. Sebab hati akan segera terpengaruh dengan segala apa saja yang datang menghampirinya. Apabila hati telah terpengaruh dengan sesuatu perkara, niscaya sukarlah untuk memadamkan kesan itu.

Keterangan:
“Bab seterusnya perjelasan tentang peringatan terhadap dua pintu yang tidak diketahui dandisedari akan peranan pintu yang dikatakan sentiasa terbuka. Bermaksud pintu ini tidak ditutup selagi kita masih bernafas walaupun kita didalam tidur iaitu pendengaran dan penglihatan. Sememangnya sudah terlalu banyak yang kita dengar dan lihat dimana kita menyalahkan pengunaan pada kedua pancaindera tersebut. Oleh kerana pendengaran dan penglihatan sudah sebati dengan diri kita sejak kita dilahir tanpa kita mengetahui akan adanya kerusakkan bila disalahgunakan. Kita senantiasa berdepan dengan penglihatan yang terbuka kepada pendengaran didalam kehidupan. Maka sudah sampai saatnya kita menjaga pendengaran dan penglihatan kita supaya tidak mendatangkan kerusakan pada hati. Bila tidak dijaga maka apa saja yang baik atau buruk dari penglihatan dan pendengaran akan terus masuk kedalam hati. Kalau yang baik masuk, alhamdulillah tetapi kalau yang buruk masuk, maka susahlah bagi diri kita untuk mengeluarkannya. Sekiranya dapat dikeluarkan akan tetapi akan meninggalkan kesan.

Mudah-mudahan kita dapat pertolongan dari Allah untuk menjaga kedua pintu tersebut dari kerusakkan. Itupun tergantung pada niat kita samada kita benar benar hendak menjaganya atau tidak”.

Seorang murid harus berhati-hati untuk memelihara pendengarannya dan penglihatannya dari perkara-perkara yang tidak baik. Dia harus berusaha bersungguh sungguh untuk membenteng seluruh anggotanya daripada maksiat dan dosa dan daripada campurtangan dalam urusanurusan yang tidak ada kena mengena dengan dirinya.

Keterangan:
“Seterusnya, setiap murid harus menjaga segala pendengarannya dan penglihatannya dari setiap perkara yang tidak baik. Masalahnya, mana yang dikatakan perkara yang tidak baik pada pendengaran dan penglihatan? Inilah masaalah yang dihadapi oleh setiap murid yang tidak mahu berusaha dalam memahami tajuk ini. Tidak faham dan tidak mahu faham kerana merasa tidak penting untuk mempelajari Hukum Fiqih kerana bagi mereka tidak mustahak. mereka hanya asyik dibuai oleh syaitan untuk belajar Bersuluk (ilmu tasauf) saja. Cukup bagimereka. Tetapi tidak mengambil langkah-langkah seperti telah digariskan. Hanya dok asyikmenunggu. Bashirah murid begini ditutup oleh Allah supaya tidak tahu akan Hukum FiqihNya,dimana tanpa pengetahuan hukum fiqih hanyutlah murid itu didalam perjalanan ilmu bersuluk(sesat).

Bentengkanlah segala pendengaran dan penglihatan dan seluruh anggota kamu dengan Hukum Fiqih. Kalau tak tahu akan hukum fiqih maka hendaklah murid itu tanpa lengah lengah belajar Hukum Fiqih jangan terbawa oleh ilmu suluk (ilmu tasauf).

Jangan sekali-kalicampurtangan dalam urusan yang tidak ada kena mengena dengan diri kamu. Ingat, pesan ini,jangan campurtangan”.Awas, jangan memandang kepada kenikmatan kehidupan dunia dan keindahannya denganpandangan yang memikat hati kerana sesungguhnya zahir keindahan dunia itu adalah fitnah,penuh dengan bencana dan batinnya pula adalah tauladan penuh dengan makna. Banyak muridyang memandang kepada sesuatu kelazatan dan keindahan (kenikmatan) dunia lalu hatinyaterpikat kepadanya. Maka dia terus mencintainya dan berusaha untuk mengumpul danmenyimpannya.

Keterangan:
(Ini adalah salah satu peringatan keras oleh Habib Abdullah Alwi AlHaddad, dimana setiap salik dan murid tidak dibenarkan untuk memandang kepada kenikmatan kehidupan dunia dan segala keindahannya. Bila pandangan mereka tertumpu pada kenikmatan dunia, maka akan menjeratkan hati untuk mendapatkannya. Oleh kerana salik dan murid tidak memahami istilah bagaimana untuk mengambil dan bila untuk menolak pandangan kepada segala keindahan dunia maka akan terperangkaplah mereka.

Sebagai contoh; bagi sesiapa yang sudah menikmati (dapat) pekerjaan iaitu rezki yang telah diberikan oleh Allah Taala sebagai keperluan untuk kehidupan hambaNya, diizinkan hambaNya dapat beribadah dan sentiasa dapat RASA untuk bersyukur dan juga sentiasa dapat berdamping dengan alim ulama danorang-orang Sholeh.

Bila mana pandangan kenikmatan dunia ini disalah pandang, maka Allah Taala meletakkan rezki lain dan pada pandangan salik dan murid sebagai satu lagi nikmat yang lebih besar dari Allah Taala maka ditinggalkan rezki yang pertama dan menyahut rezki yang kedua. Maka akan lalailah dan akan gelaplah hati salik dan murid yang terperangkap oleh hawanya sendiri. Begitu juga dengan orang yang berniaga. Kerana rezki pertama itu rezki sebenar,rezki yang kedua belum tentu lagi. Maha Suci Allah Taala dengan IlmuNya menguji hambaNya”.
Setiap murid harus memandu penglihatannya kepada segala ciptaan-ciptaan Tuhan supaya tidak melihat daripadanya melainkan dengan pandangan penuh insaf dan i’tibar. Ketika melihat kepada sesuatu ciptaan hendaklah mengingat bahwa ciptaan itu akan binasa dan pergi tidak kembali lagi. Sebelumnya semua ciptaan-ciptaan itu tidak ada, lalu Allah mengadakannya dan betapa banyak anak Adam yang telah terpikat dan terpengaruh dengan ciptaan-ciptaanNya akan tetapi mereka itu telah pergi dan binasa, manakala ciptaan-ciptaan Tuhan itu tetap akan ditinggalkannya untuk diwarisi oleh orang orang yang terbelakang dari orang-orang yangterdahulu.

Keterangan:
(Subhanallah, salah satu kesilapan yang dilakukan oleh salik dan murid tidak dapat pandangan (melihat) yang rezki yang Allah Taala itu adalah CIPTAANNYA, kerana apa?

Sebelumnya rezki itu tidak ada pada diri salik dan murid, Subhanallah. Kita sering melihatnikmat Allah tetapi bukan dengan pandangan PENUH INSAF! dan I’TIBAR. Pandangan dengan Insaf adalah memahami rezki dalam apa bentuk juapun adalah CIPTAANNYA, dimana Dia dengan sifat QudratNya untuk mengadakan ciptaan itu dan MEMBERHENTIKAN CIPTAANNYA!

Pandangan dengan I’tibar adalah tidak memandang pada CIPTAANYA yang tidak mengena dengan diri kita. Kerana bila memaling pandangan pada rezki yang telah diberikanNya menandakan seolah-olah kita tidak bersyukur pada pemberianNya. Kalau bersyukur, kenapaboleh paling ke rezki yang lain, yang belum tentu ada? Itu menandakan kurang Adab. Lihatlahkeliling kita, berapa banyak ciptaan Allah yang telah diciptakan dan telah dihentikanNya.

Contoh; Ayah dan ibu, dulu ada, sekarang tak ada. Wang Ringgit, semalam ada, hari ini tak ada. Dulu ada kerja, sekarang tak ada. Dulu bujang, sekarang ada famili dan banyak banyaklagi. BUKANKAH INI CIPTAANNYA. Kalau ada wang ringgit, harta berupa rumah maka
akan ditinggalkan juga untuk diwarisi atau direbut-rebutkan. Kalau tak nak tinggalkan wangringgit dan harta maka wang ringgit dan harta akan tinggalkan kita juga”.Lantaran itu wahai murid, lihatlah kepada ciptaan-ciptaan Allah yang ada sekarang ini, tetapijangan melekat penglihatan dalam hati. Lihatlah dengan pandangan seorang yang mengaku kesempurnaanya kekuasaan Zat yang mencipta dan yang mengadakannya; iaitu Allah swt.

Sebenarnya, semua ciptaan-ciptaan Allah Taala yang ada diatas muka bumi ini senantiasamenyeru dengan lidahnya, didengar oleh orang-orang yang bercahaya hatinya yang dapat melihat kepada sesuatu dengan Nur Allah Taala bahwasanya Tiada Tuhan Melainkan Allah, Tuhan Maha Kuasa Lagi Bijaksana.

Sentiasa Dalam Taharah

Setiap murid hendaknya sentiasa didalam taharah (wudhu). Setiap kali berhadas, hendaknya segara berwudhu lalu sembahyang dua rakaat. Sekiranya dia mempunyai isteri dan dia
bersetubuh, maka hendaklah dia segera mandi janabah (mandi bersih) pada masa itu juga supaya dia tidak terus menerus dalam keadaan junub (kotor).

Keterangan:
“Islam dibangunkan berlandas Kesucian (kebersihan) Jasmani dan Rohani supaya dapat mencapai Akhlak yang Mulia seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw dimana setiap murid yang ingin mencapai Akhlak yang Mulia disisi Allah Taala harus mencontohi
Rasulullah saw kerana beliau saw senantiasa didalam kebersihan dengan taharah (wudhu).

Hikmah taharah (wudhu) sebenarnya adalah sebagai pendinding bagi sesiapa yang bertaharah (berwudhu) dengan sempurna semata-mata untuk Allah Taala kerana selalu merasa ingin mengadap kepadaNya samada didalam Hak Waktu ataupun diluar Hak Waktu.
Bila wudhu seseorang sempurna berlandaskan hukum syariat dan sejalan dengan niatnya insyallah maka akan sempurnalah wudhunya. Bila wudhunya benar dan hatinya benar maka insyallah sholatnya benar. Untuk mengetahui samada wudhu dan sholatnya sempurna hendaklah melihat samada segala perintah dan larangan Allah Taala dapat dilaksanakan
dengan ringan dan mudah. Begitu juga sekiranya murid mempunyai isteri maka digalakkan untuk segera mandi janabah pada masa itu supaya sentiasa didalam taharah (wudhu).

Hikmahnya adalah supaya bila ajal datang menjemputnya maka berada didalam taharah”.
Supaya seorang murid itu sentiasa didalam taharah, hendaklah dia mengurangi makan danmengurang minum, sebab orang yang banyak makan dan minum selalu didatangi hadas dan apabila selalu sangat berhadas, tentulah akan menyusahkannya untuk mengekalkan dirinya didalam taharah setiap masa. Selain itu, mengurangi makan juga akan membantunya bangunditengahmalam untuk beribadat, sedang amal ditengahmalam itu adalah sangat sangat dituntutdan digalakkan.

Keterangan:
“Salah satu cara untuk mengekalkan (bertahan) taharahnya hendaklah kurang makan dan minum. Bila kurang makan dan minum, maka akan kurang ke tandas (untuk membuang hajat)
dengan cara ini dapat mengekalkan taharahnya. Selain dari itu mengurangkan makan dan minum dapat membantu untuk beribadat diwaktu malam yang dituntut dalam Islam seperti
yang dilakukan oleh Rasulullah saw”.
Seorang murid hendaknya tidak makan kecuali diwaktu lapar dan tidak tidur kecuali sudahmengantuk, tidak berbicara kecuali diwaktu perlu dan tidak bercampur-gaul dengan orangramai kecuali dalam percampur-gaul itu ada faedah.

Keterangan:
“Dilarang juga kepada murid supaya jangan makan kecuali sudah lapar dan tidak tidur kecuali sudah mengantuk. Sekiranya dia tidak merasa lapar dan ingin makan menunjukkan dia terpengaruh dengan syahwatnya. Begitu juga, tidak tidur kecuali sudah mengantuk. Bila perbuatan ini diamalkan selalu akan membawa kepada kemalasan. Dilarang kepada murid supaya tidak bercakap kecuali pada waktu dan masa yang perlu sahaja dan tidak bercampurgaul dengan orang ramai kecuali dalam pergaulan itu mendatangkan faedah. Bila perbualan itu mengandungi maksiat hendaknya lekas-lekas hari dari campur-gaul. Sekirannya dia kekalkan juga campur-gaul akan mengundang perbuatan dosa sedangkan itu bukan matamatnya. Setiap murid yang dalam proses penyucian batin hendaklah menerapkan caracara ini supaya dapat menjauhi permainan nafsu syahwatnya”.
Sesiapa yang suka makan banyak, hatinya akan menjadi keras seperti batu dan ketika itu segala anggotanya akan merasa berat dan malas untuk beribadah.

Banyak makan akan menarik kamu kepada banyak tidur dan banyak cakap. Apabila seseorang banyak tidur dan banyak cakap menunjukkan segala kehendak dan cita-citanya akan menjadi gambaran, semata-mata angan-angan sahaja bukan hakikat.
Dalam sebuat hadits tersebut;
“Tiada suatu tempat yang dipenuhkan oleh anak Adam yang lebih mencelakakan daripada perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang belakangnya (untuk menahan kelaparan). Jika itu tidak dapat dipertahankan, maka hendaklah dibahagi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk pernafasan”

Memperbanyak Yang Dianjurkan & Menjauhi Yang Dilarang. Seorang murid harus menjadi orang yang paling jauh dari segala rupa maksiat dan perkara-perkara yang dilarang, disamping menjadi orang yang sangat menjaga yang fardhu dan perkara-perkara yang dianjurkan. Seterusnya hendaklah kamu menjadi orang yang amat memelihara segala amal yang boleh mendekatkan dirinya kepada Allah Taala, amat cenderung untuk membuat bakti dan kebajikan. Sebab seseorang murid itu tidak akan berbeza dengan manusia ramai, melainkan dengan sifat-sifat keistimewaannya; seperti berada dijalan Allah, selalu membuat taat terhadapNya, serta mengasingkan diri dari segala perkara yang bakal menghalangnya untuk beribadat kepada Allah swt.

Keterangan:
“Setiap orang yang menceburkan dirinya mempelajari ilmu tasauf (ilmu batin) adalah sebagaiseorang murid yang masih didalam perjalanan untuk mengetahui dan mengamalkan
pengetahuannya untuk mendapakan kehampiran dengan Allah Taala. Maka panduan dan garisan seterusnya oleh Imam Abdullah Bin Alwi AlHaddad untuk setiap murid supaya dapat mengukuhkan lagi perjalanan mereka sebagai berikut:

1. Hendaknya menjadi orang yang paling jauh dari segala rupa maksiat dan perkara-perkarayang dilarang bermaksud; Hendaklah setiap murid mengenal pasti segala rupa maksiat yangsedang berlaku dan mungkin akan berlaku dan tidak bersama dengan mereka yang melakukanmaksiat juga yang bershubhat dalam melakukan perkara-perkara yang dilarang oleh Allah taala dan RasulNya. Untuk mengetahui samada maksiat atau pun larangan yang dilakukanmereka atau akan dilakukan hendaklah mengambil apa saja tindakkan dan perbuatan mereka(dari segi percakapan, pergerakkan badan, mata dan sebagainya) dan melandaskan kesemua tindakan dan perbuatan itu dengan Ilmu Pengetahuan Syariat (Syara’). Ini yang dimaksudkan segala rupa maksiat dan larangan. Bila seseorang murid dapat berbuat demikian, Insyallah akan mendapat pertolongan dari Allah dan RasulNya. Setelah mendapat jawapan hendaklah tanpa lengah-lengah mengambil tindakkan untuk meninggalkan tempat mereka, kerana dengan melambatkan atau melengahkan tindakkan itu akan mengundang tindakkan dari Hawa ataupun Nafsu untuk menyerang kamu dengan langkah mereka yang selanjutnya. Fahamkan ini kerana hawa nafsu akan mengunakan istilah; “Siapa cepat dia selamat. Siapa lambatterikatlah dia”.

2. Menjaga segala yang difardukan (perkara-perkara yang diwajibkan atas setiap muslim)jangan sampai terlepas akan hak-hak Allah Taala. Kerana setiap waktu ada hak-hak sepertisholat lima waktu yang sangat-sangat penting dan wajib bagi setiap muslim untuk melaksanakan sebagai batas permisahan seseorang yang pengamal ajaran islam atau yangberada didalam golongan musyrik ataupun fasiq. Hak waktu (sholat) merupakan tiang islam sekiranya seseorang yang beragama islam tidak melaksanakan kewajipan yang telah ditetapkan oleh syariat Allah maka dia sebenarnya tidak beriman pada Allah dan RasulNya secara hakikat. Kerana seluruh para Ulama dari dahulu hingga sekarang dan akan datang telah mengariskan bahwa tidak ada alasan yang boleh diberikan seseorang yang beriman pada Allah dan RasulNya melainkan tidak siuman (gila atau hilang ingatan) atau kematian. Hanya dua alasan ini yang dibenarkan oleh Allah dan RasulNya sahaja. Sekiranya tidak mahu mendirikan sholat maka hendaklah menjadi orang gila ataupun seorang yang hilang ingatan, baru digugurkan kewajipan bersholat. Begitu juga pada kefardhuan-kefardhuan lain yang telah ditetapkan didalam hukum syariat dimana dapat dirujuk pada kitab fiqih.

3. Memperbanyakan perlaksanaan perkara-perkara yang dianjurkan oleh Agama Islam. Selain kewajipan pada hak-hak waktu, setiap murid harus mengerjakan perkara-perkara yang boleh mendekatkan dirinya pada Allah dengan bersholat sunnat, membaca alquran, berzikir, bermunajat, bertafakur, muhasabah diri dan lain-lain. Perkara ini adalah yang bersangkutan dengan dirinya sahaja maka perkara lain yang harus dilakukan murid seperti contoh; hadir kelas agama, berziarah kepada kedua ibubapa (sekiranya tinggal berasingan), berziarah pada guru, berziarah pada alim ulama, berziarah kekuburan pada hari Jumaat, berziarah kepada kaum kerabat (yang melaksanakan perintah agama), bersholat jemaah dimasjid, bersholatjemaah dirumah bersama keluarga, senantiasa menasihati keluarga terdekat, dan banyak lagi.

Asalkan perkara itu tidak ada unsur haram, syubhat dan bidaah. Bila perkara ini dapat diterapkan akan membawa kepada kedekatan pada Allah dan akan membuat dirinya jatuh minat untuk mengerjakan perkara-perkara kebaktian dan amal kebajikan.
Dengan pelaksanaan perkara-perkara yang disebutkan diatas maka murid akan berbeza dengan kelakuan, perbuatan dan perangai manusia ramai (manusia lain) dimana mereka didalam alam khayalan dan dunia yang menjadi buruan mereka. Disinilah letaknya
keistimewaan murid yang senantiasa berada dijalan Allah dan selalu melonjak-lonjak keinginan untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah Taala. Maka cara ini akan membuat
murid minat dan suka untuk mengasingkan dirinya daripada segala perkara yang boleh menghalang dirinya untuk beribadat kepada Allah swt dalam apa bentuk rupa pun”.

Seorang murid harus tidak menyia-yiakan nafasnya, sangat berkira dengan masanya, tidak akan membiarkan masa itu berlalu, samada sedikit ataupun banyak, melainkan dihabiskannya dalam membuat kerja-kerja yang akan mendekatkannya kepada Tuhan, iaitu amal dan bakti yang akan mendatangkan manfaat untuk akhiratnya.

Keterangan:
“Maksud ayat diatas seperti berikut;

1. Janganlah kamu menyia-yiakan nafas yang telah diberikan oleh Tuhan kerana Dia lmemberinya berlandaskan sebab (ada tujuan) dan bukan percuma. Dia padang mashyar kelak akan dihadapkan pada Tuhan dan akan ditanya tentang nafas yang telah diberikan olehNya dengan soalan ‘apa yang telah kamu lakukan (gunakan) nafas yang diberikan olehKu’. AllahTaala menjadikan kamu dari tidak ada kepada ada. Maka diberikan nafas supaya kamu dapat hidup dan senantiasa bersyukur padaNya dan tujuan yang sebenarnya adalah untuk kamu mengabdi kepadaNya. Itulah KEHIDUPAN DIDUNIA.

2. Jangan sekali-kali kamu membiarkan waktu (masa) berlalu begitu saja. Jangan sekali-kali berada didalam keadaan lalai kepadaNya. Biarpun kita bersama keluarga, semasa bekerja, semasa berniaga dan lain-lain. Isikan (selitkan) waktu itu untuk sentiasa mengingatiNya, dimana bila mengingatNya, maka akan datang kesyukuran yang dipanjatkan kepadaNya.

Isikan masa kamu dalam membuat perkara-perkara yang boleh mendekatkan diri kamu kepada Tuhan dengan jalan beramal dan mengerjakan kebaktian yang ada manfaat (ada
kebaikan dan kelebihannya) untuk dibawa keakhirat”.

Seorang murid harus mengatur suatu masa khas untuk setiap amal dan ibadatnya, ditunaikan segala amal dan ibadat itu pada masanya yang tertentu, tidak dicuaikan atau ditinggalkan sesuatupun daripadanya samada dalam masa susah atau masa senang. Hendaklah ia memperbanyak membaca alQuran alKarim dengan mentadabburkan (meneliti) makna-makna dan mentartilkan lafaz lafaznya.

Keterangan:
“Langkah seterusnya yang harus diamalkan seperti berikut;

1. Salah satu cara mudah untuk setiap murid senantiasa berada didalam pengabdian kepada Allah adalah menguruskan masa khas dengan bijak supaya dapat menjalankan amal
ibadahnya. Tidak kira samada murid itu bekerja, berniaga atau pun tidak, hendaklah pandai mengaturkan waktunya pada pagi, petang dan malam untuk melaksanakan amal ibadah. Allah Taala memberi kamu 24 jam sehari. Dari 24 jam itu berapa jam yang kamu boleh berikan kepada Allah? Hanya untuk bersama denganNya. Ini juga adalah salah satu tanda kesyukuran seorang hamba kepada Tuannya. Yang dimaksudkan disini bukan pelaksanaan diatas perkara kefardhuan (wajib). Masa khas adalah diluar waktu fardhu kerana terletaknya terima kasih kepadaNya. Kefardhuan adalah perkara yang diperintahkan olehNya tetapi masa khas adalah dari seorang hamba ikhlas untuk TuhanNya.

2. Sesudah mengariskan masa khas setiap hari. Seterusnya harus bersifat amanah dan tidak cuai (lalai) didalam menunaikan masa khas itu samada dimasa susah ataupun senang, dimasa kuat ataupun penat. Sekiranya gagal melaksanakan masa khas bererti tidak amanah terhadap Tuhanmu. Disinilah kekuatan pengorbanan yang sebenar dapat diukur setiap orang. Adakah daya pengorbanan pada diri untukNya atau tidak? Kalau tidak, mengapa perkara-perkara yang lain dapat dikerjakan? Seperti bekerja, berniaga, berkumpul dengan kawan-kawan,bersama dengan sanak famili, duduk depan TV, mendengar lagu-lagu dan lain-lain.

Mengapa?

Tanyalah pada diri sendiri, jawapannya ada pada diri.

3. Sekiranya dapat melakukan masa khas ini pada masa yang ditetapkan dalam keadaan susahdan penat, masyallah, pertolongan dariNya akan sentiasa diberikan olehNya. Pasti.

4. Memperbanyakan membaca AlQuran dengan meneliti maknanya. Bukan lagunya. Kamu bukan nak masuk pertandingan bukan? Jadikan bacaan AlQuran sebagai rutin harian keranadapat membantu menguatkan hati”.

Ketika membaca itu, hendaklah merasakan kebesaran Zat Tuhan yang seolah-olah sedang berkata-kata kepadaNya, sedang dia membaca bicara itu. Janganlah membaca alQuran,
sebagaimana yang dibaca oleh orang-orang yang alpa dan lalai. Mereka membaca alQuran dengan lidah yang fasih dan suara yang merdu, akan tetapi hatinya kosong dari khusyu’ ada ta’zhim. Mereka membaca alQuran dari awal hingga akhir, sedang mereka tiada faham satu pun dari maksud dan maknanya dan mereka tiada tahu kerana apa alQuran itu diturunkan.

Jikamereka tahu, niscaya mereka akan mengamalkan segala kandungannya. Sesungguhnya ilmu ituakan berguna apabila diamalkan. Orang yang berilmu tetapi tiada mengamalkan ilmunya, niscaya tiada beza antaranya dengan orang yang jahil, melainkan dalam suatu segi saja; iaitu Allah Taala akan menjadikan hujjah (bukti) atas dirinya di Hari Kiamat. Dengan ukuran ini,
maka si jahil itu akan lebih bernasib baik dari si alim yang tiada beramal di Hari Kiamat.

Sebab itu ada pepatah mengatakan; “Setiap ilmu yang tiada membawa manfaat ke atas dirimu, makalebih baik engkau kembali jahil saja”.
Keterangan:
“Bab anjuran untuk memperbanyakkan membaca alQuran; dengan pencapaian zauk (perasaan) kebesaran Zat Tuhan ketika membaca hendaklah menyakinkan pada dirinya sedang berkata-kata dengan Kalam Allah, melalui Kalam Allah. Perasaan ini tidak akan dapat dengan cepat melainkan dengan diistiqamah amalan membaca alQuran secara rutin danistiqamah. Insyallah dengan keyakinan yang tipis akan menjadi tebal didalam proses
kesabaran dan disertai juga dengan berdoa kepadaNya. Dilarang bagi kamu membaca alQuran seperti orang-orang yang lalai dan didalam keadaan lupa. Bermaksud; sekiranya kamu menyakini yang diri kamu berkata-kata melalui KalamNya selagi gus denganNya, mana mungkin berada didalam keadaan orang yang lalai dan lupa. Mungkin akan terfikir bagaimana mungkin seseorang dapat mencapai keyakinan yang begitu tinggi sebegitu?

Benar, kita adalah manusia yang diciptakan oleh Allah Taala yang penuh dengan dosa dan noda.Yang sentiasa lupa dan lalai, walaupun hati kita menginginkan untuk kedekatan denganNya.

Fahamkan, yang penting disini adalah pelaksanaan yang dianjurkan olehNya iaitu dapat menjalankan apa yang disuruh olehnya dengan niatan untuk dekat kepadaNya. Walaupun hati kita lalai dan lupa pada tahap awal pelaksanaan tetapi hakikat sudah dekat denganNya bilamana tangan mencapai alQuran dan membaca KalamNya dengan KalamNya. Itulah kehampiran yang kita tidak dapat melihat! Soal menyakini adalah diatas kemurahan kurniaNya, bila Dia hendak memberikanNya, asalkan kerja jalan. Insyallah.

Janganlah kamu membaca alQuran dengan lidah yang fasih (lancar) dan suara yang merdu (suara yang sedap aja) tetapi hati kosong dari khusyu’ dan ta’zhim (perasaan membesarkan apa yang dianjurkan olehNya). Jagalah hati kamu jangan sampai kosong dari khusyu’. Ini boleh digantikan dengan cara berpegang pada niat yang kuat iaitu hanya melaksanakan apa yang disuruh olehNya, inilah selemah-lemah niat yang boleh disandarkan pada peringkat permulaan.

Mari bangun membaca alQuran didalam keadaan faham akan maksud, makna dan perintahNya. Kerana itulah alQuran diturunkan kepada umat Muhammad saw. Caranya ialah dengan membaca alQuran dengan membaca tafsiran supaya kita dapat faham akan maksud,
makna dan apa yang diperintahNya. Dengan cara begini akan capai tahap suka mengamalkan isi kandungan, suruhan dan tegahan dariNya. Kerana ilmu pengetahuan tidak akan bergunaapabila tidak diamalkan.
Hanya orang yang benar-benar berilmu akan mengamalkan ilmu pengetahuannya dan itu akan membezakan dirinya dengan orang jahil (orang yang bodoh).

Apa itu orang yang bodoh dari segi makna sebenarnya?

Orang yang bodoh adalah orang yang tidak ada perasaan takut pada Allah Taala. Jadikanlah diri sebagai manusia yang bernasib baik dengan mengamalkan ilmu dan jangan letakkan diri lebih hina dari orang yang jahil kerana tidak mahu mengamal ilmu pengetahuan. Jangan menceburkan diri kepada ilmu yang tidak mendatangkan faedah,maka tidak, lebih baik berada jahil seperti semula. Ambilah langkah-langkah ini setapak demi setapak, insyallah lambat laun akan capai ke-tempat yang di-idam-idamkan”.

i.Sembahyang Tahajjud DiTengahmalam
ii.Memelihara Sholat Lima Waktu
iii.Roh Ibadat

Sembahyang Tahajjud DiTengahmalam
Adakan waktu untuk kita bangun bertahajjud ditengahmalam, sebab malam itu adalah waktu seorang hamba berkhalwat dengan tuannya. Oleh itu hendaklah kita memperbanyak tadharru’dan istighfar ditengahmalam. Jangan lupa bermunajat kepada Tuhan kita dengan bahasa yang merendah diri dan berserah diri dengan hati yang penuh yakin tentang kelemahan dan ketidakupayaandiri. Awas, jangan sekali-kali diabaikan bangun ditengahmalam. Jangan sampaiwaktu berjaga malam itu tiba melainkan kamu segera bangun serta berzikir kepada Allah swt.

Keterangan:
“Alhamdulillah, syukur pada Allah Taala yang telah menjadikan malam supaya manusia dapat istirahatkan badan setelah mencari rezki pada siang hari didunia supaya dapat menyehatkan badan untuk meneruskan pencarian rezkiNya yang telah ditaburkan oleh Para Malaikat pada malam hari berikutnya dan keesokan hari.
Subhanallah, Maha Suci Allah, yang telah menjadikan malam itu juga sebagai majlis khas untuk para hambaNya yang menginginkan bantuan, perlingungan, pertolongan,keselamatan,kesejahteraan, keampunan dan keridhaanNya dari segala gangguan dunia dan keselamatan akhirat sesudah menjalan kewajipan-kewajipan sebagai manusia. Dimana Dia dengan sifat kasih sayangNya telah membentangkan permaidani sambil menunggu hambaNya datang untuk mendengar permohonan dengan menghadapkan wajahnya kepada wajahNya yang suci.

Setiap malam tanpa henti dan tanpa jemu, diturunkan rahmat dariNya dan Dia memberi, membahagikan dan menurunkan pada sesiapa yang menginginkan bantuan, perlingungan, pertolongan, keselamatan, kesejahteraan, keampunan dan keridhaanNya hanya duduk dipermaidani yang sudah dibentangkan olehNya dengan menundukkan muka, merendahkan suara kepada Kebesaran dan KeagunganNya dengan di iringi kesedaran sifat Kasih SayangNya, sambil meluahkan segala ketidakmampuan dan kelemahan diri untuk menjalankan kewajipan-kewajipan ketaatan dan menjauhkan diri dari segala perkara maksiat danlaranganNya dengan tidak menceburkan diri dalam perbuatan bida’ah dan juga berserah diri kepadaNya. Dimanakah boleh dapat pemberian yang sebesar begini? Pada hal, Dia yang menunggu, kita yang lalai.

Dia hendak membahagi, kita tidak mahu menerima. Kita yang buta mata hati dan berdetik soalan dari hati, Kenapa? Nak buat apa? Aku penat! Akumengantuk. Besok nak kerja. Besok ada rancangan dengan famili. Besok ada meeting besar,Besok meeting penentuan, mungkin aku boleh jadi kaya, Besok nak jumpa kawan. Sekarang aku bersama kawan-kawan. Sekarang aku bersama kaum kerabat dan banyak-banyak lagisoalan yang akan dikeluarkan oleh hawa nafsu. Mungkin itu yang akan tercetus dari lubuk hati kamu. Semua perkara yang jahat adab ini dapat dengan mudah lakukan. Macam adaloceng (alarm) memberitahu akan urusan-urusan yang wajib ditepati. Daifnya kita. Lemahnya diri dan tebal punya bodoh. Mudah-mudahan tidak.

Sebenarnya kita dihadang olehNya (tak dapat melihat hakikatnya)! Dengan tidak ada kefahaman itu maka kita diberatkan lagi oleh hawa nafsu dan syaitan. Maka dengan itu wahai setiap murid, adakan masa (mengetepikan masa) untuk bangun bertahajjud ditengahmalam untuk duduk dipermaidani yang telah dibentangkan dan beribadahlah, mengakulah dirimu menghendaki bantuan, perlindungan dan pertolongan dan merayulah kepadaNya sekuat tenaga dan berserah diri kepadaNya, bukan dengan cara berpekik-pekik, jangan salah faham. Asyik salah faham yang diikuti, tak paham, tak nak Tanya. Bodoh lagi, bila nak keluar dari tong kebodohan! Asyik malu nak tanya konon, sebenarnya rasa sudah pandai. Masyallah.Nauzubillah. Jangan abaikan dirimu terlena oleh peluhkan hawa (bukan pelukan dunia) yang mengaysikkan.

Jangan waktu malam datang kamu masih dipembaringan atau dilalaikan oleh makhluknya. Bangunlah dan berzikirlah kepadaNya”.

Memelihara Sembahyang Lima Waktu
Hendaklah para murid mengambil berat dalam mendirikan sembahyang lima waktu dengan menyempurnakan berdirinya, bacaanya, khusyu’nya, ruku’nya, sujudnya dan seterusnya
terhadap rukun-rukun dan sunnat-sunnatnya. Sebelum memulakan sembahyang hendaklah kamu ingat didalam hati bahwa kamu akan berhadapan dengan Tuhan yang Maha Mulia dan Maha Agung. Ingat, jangan sekali-kali kamu bermunajat kepada Raja dari sekelian raja dan
Pembesar dari sekalian pembesar dengan hati yang lalai, terlena didalam awang-awangan kealpaan dan waswas, menerawang didalam lapangan angan-angan dan pemikiran keduniaan,
kelak kamu akan dimurkai Allah Taala dan dihalau dari pintu menuju kepadaNya. Rasulullah saw bersadba;
“Apabila seorang hamba berdiri untuk menunaikan sembahyang, maka Allah Taala akan memerhatikan gerak-gerinya. Apabila sihamba menoleh kebelakang. Allah Taala akan berkata kepadanya: Hai anak Adam! Engkau telah menoleh kepada siapa yang lebih baik lagi bagimu daripadaKu! Jika ia menoleh lagi, Allah Taala akan berkata sekali lagi seperti yang tersebut tadi.Jika ia menoleh kali ketiga, maka Allah Taala akan memalingkan perhatianNya dari orang itu”

Kalau orang yang menoleh dengan wajahnya yang zahir saja, Allah Taala telah memalingkan perhatian daripadanya, apatah lagi jika ia memalingkan hatinya didalam sembahyang kepada urusan-urusan keduniaan dan keindahannya, tentulah lebih-lebih lagi. Allah Taala tidak melihat kepada tubuh badan manusia dan perkara-perkara yang zahir akan tetapi Diamemandang hati manusia dan batinnya.

Keterangan:“Dalam Bab ini, Habib Abdullah AlHaddad menyuruh setiap salik dan setiap murid wajib mengambil berat dalam mendirikan sembahyang lima waktu yang difardhukan oleh Allah
Taala kerana ini adalah tanda tanda bagi mereka yang beriman seperti berikut;

1. Kewajipan sembahyang diwajibkan keatas setiap manusia yang sudah baligh atau sudah mengalami mimpi, cukup umurnya dan dapat membezakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kewajipan ini akan gugur bila seseorang yang mengalami keuzuran, gila dan nyayuk.

Bila tidak ada keuzuran yang disebutkan tadi maka kewajipan sembahyang tidak boleh ditinggalkan. Kalau ditinggalkan maka hukumnya berdosa.

2. Pengucapan dua kalimat syahadat hendaklah dilafazkan kerana pengucapan (ikrar) kepada Allah Taala iaitu pengakuan jauh didalam hatinya bahwa Allah adalah Tuhannya dan
pengakuan bahwa Muhammad adalah RasulNya. Bererti bila seseorang yang sudah baligh dan membuat pengucapan syahadat maka kewajipan sholat dilaksanakan pada dirinya. Sekiranya dia tidak membuat pengucapan pada dua kalimat syahadat itu walaupun dia sudah mencapai usia baligh maka haram untuk dirinya mendirikan sholat kerana tidak ada pengakuan dari dirinya.

3. Sholat adalah tanda seseorang yang mengamalkan perintah Tuhannya sekaligus menunjukkan perbezaan antara orang yang hanya mengaku beriman dan yang tidak beriman.
Yang bertopeng dan yang tidak bertopeng. Yang mengaku beragama Islam pada hal tidak. Yang hanya memakai nama Islam tetapi tidak mengamalkan ajaran Islam dan tidak patuh pada perintah dan menjauhi larangNya. Maka berdosalah dia kepada Tuhannya.

4. Sholat adalah batas pemisah antara seseorang yang beriman pada Allah dan RasulNya dan seseorang yang tidak mendirikan sholat mereka termasuk dalam kumpulan musyrik dan fasiq.
Perbezaan yang sangat ketara dan jauhkan dirimu dari mereka yang dicapkan oleh Allah Taala dan RasulNya sebagai orang yang musyrik dan fasiq kalau nak selamat didunia dan
diakhirat.

5. Sempurnakan segala Rukun Sholat dan Sunnat-sunnatnya. Kalau tak tahu dan tak faham, pergi belajar. Kerana untuk menyempurnakan qiyam (berdiri), rukuk dan sujud dan segala sunnat-sunnat boleh dipelajari melalui bab rukun-rukun sholat dan sunnat-sunnat sholat.

6. Harus mengambil berat tentang bacaan surah-surahnya dengan tartil dan mengetahui maknanya. Kerana dapat membantu dirinya untuk mendapatkan khusyu’.

7. Sebelum menginjakkan kaki kesejadah hendaklah kamu tanamkan dalam hati bahwa dirimu akan berhadapan dengan Allah Taala Yang Maha Mulia, Maha Agung (Besar) dan Maha Pengasih dan Penyayang.

8. Jangan berdoa pada Allah dengan hati yang lalai, hati yang tidak tertumpu pada kebesaranNya. Tekankan selalu didalam sembahyang bahwa Dia Maha Melihat dan Maha Mendengar bilamana kamu berada didalam hati yang lalai. Amalkan selalu cara ini.

9. Jauhkan dirimu bila berhadapan denganNya dari was-was. Kerana was-was itu adalah tiupan dari syaitan yang tidak mahu kamu menumpukan perhatian kamu padaNya.

10. Jangan ikutkan pikiran kamu yang melayang pada angan-angan dan memikirkan dunia (dalam sholat, ingat apa nak buat lepas sholat) ini juga adalah hembusan dari syaitan.

11. Ingat, bilamana kamu menunaikan sholat, Allah Taala akan memerhatikan segala gerakgerikamu. Jangan bermain dengan tubuh badanmu! Kalau kamu menoleh kebelakang (bermaksud; hilang berhatian kamu sampai ketiga kali, maka Allah akan memalingkan
perhatianNya dari kamu).

Ingat!Jauhkan dirimu dari segala yang disebutkan diatas supaya kamu tidak mendapat kemurkaan (kemarahan) Allah Taala dan dihalaunya diri kamu dari pintu (bermaksud ingat) menujukepadaNya.

Roh Ibadat
Ketahuilah, bahwa roh semua ibadat dan maksudnya, ialah menghadirkan diri dihadirat Allah swt. Barangsiapa yang mengerjakan ibadat yang kosong dari menghadirkan diri, maka ibadat itu sia-sia dan tiada berguna. Perumpamaan orang yang tiada menghadirkan diri dihadirat Allah Taala didalam peribadatannya, samalah seperti seorang yang menghadiahkan kepada seorang Maharaja barang yang rosak, ataupun sebuah peti yang kosong tiada berisi apa-apa. Bukankah sepatutnya orang ini mendapat siksa dan tidak diberi balasan terhadap hadiahnya?

Keterangan:
“Bab ini tersangat penting bagi semua muslimin, murid dan salik kerana ia berkaitan dengan Ibu Ibadah. Maka perkara ini tidak boleh diambil mudah atau diperkecilkan atau tidak dihiraukan maka akibatnya semua ibadahnya menjadi rosak dan tidak diterima oleh Allah Taala. Segala perbuatan ibadah ketaatan, pengabdian dan segala amal-amal kebajikan akan menjadi sia-sia belaka tetapi apa yang didapati hanya penat lelah dan sangkaan yang salah kerana menganggap diterima ibadahnya.

Maka maksud Roh Ibadat dari Habib Abdullah Alwi Al-Haddad ialah menghadirkan diri dihadirat Allah Taala. Maksud menghadirkan diri adalah berhadapan dan menumpukan
perhatian kepada Allah dimana bukan saja berhadapan dengan hati tetapi dengan jiwa dan raga dimana terbagi didalam 3 bahagian seperti berikut:

Ketaatan, Pengabdian dan Amal Kebajikan:

1. Ketaatan; Dilaksanakan dalam menuruti segala perintah dan menjauhi segala larangan dari Allah Taala seperti; sholat, puasa, zakat dan haji. Ini yang katakan ketaatan dan
beruntunglah bagi sesiapa yang dapat melaksanakannya dengan baik.

2. Pengabdian; Dilaksanakan dalam penghambaan terhadap Allah Taala. Iaitu melayani segala suruhan dan menjauhi segala larangan Tuan (Tuhan)nya itulah kerja sihamba. Kalau
tidak dapat melayan kehendak Tuan, bukan hamba namanya.

3. Amal Kebajikan; Dilaksanakan dalam perkara-perkara sunnah yang dibawa dan ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw, para sahabat beliau dan para salaf seperti, sholat sunnat, puasa sunnat, berzikir, berdoa, membaca AlQuran dan segala perkara yang berhubungan diantara manusia dan manusia.

Beruntunglah bagi sesiapa yang dapat melaksanakan dengan baik dan dengan sempurna akan ketiga-tiga perkara diatas dan amat rugilah bagi sesiapa yang tidak melaksanakan atau
melaksanakan dengan tidak baik dan dengan tidak sempurna.

Ketahuilah; ketiga-tiga perkara itu wajib disertakan dengan kehadiran diri (hati) jika menginginkan keridhaan dari Allah Taala.

Langkah-langkah yang mudah untuk menghadirkan diri didalam ketaatan, pengabdian dan amal kebajikan seperti berikut;

Untuk ketaatan yang paling penting ialah KEHADIRAN DIRI (HATI) dimana tanpanya maka perlaksanaan ketaatan ditolak dan tidak berguna. Ambillah langkah-langkah seperti;

a) Faham akan segala rukun sholat, dimana letaknya sah dan batalnya. Dimana wajib dan dimana sunnat dan pelaksanaannya.

b) Memohon keizinan dariNya supaya dapat melaksanakan perintah suruhannya dengan baik sebelum sholat.

c) Berabdab dengan baik dan menyakinkan diri kamu akan berhadapan kepada wajahNya. Seperti kamu berhadapan dengan seorang raja dunia atau orang mulia samada bersangkut pada dunia ataupun akhirat. Maka berhadapan denganNya
haruslah lebih-lebih lagi.

d) Menanamkan keyakinan bahwa Dia melihat (memperhatikan perbuatan kamu yang zahir batin) dan mendengar segala apa yang keluar dari lidah dan hati kamu.

e) Tanamkan keyakinan bahwa Allah Melihat dan Mendengar (sekiranya kamu lemah didalam menghadapkan hati dan wajah kamu).

f) Mengangkat takbir dengan penuh khusyu’ disertakan dengan menzahirkan kaabah (bagi sesiapa yang lemah keyakinannya bahwa Allah Melihat dan Mendengar) dengan perasaan merendahkan diri kepada Kebesaran dan KeagunganNya.

g) Hendaklah memahami takbiratul ihram akan maknanya yang sebenar.

h) Memahami makna surah-surah yang dibaca dan wajib memahami makna surah fatihah.

i) Membaca tahiyat awal dan akhir dengan penuh kesedaran dan memberi salam kepada Nabi Muhammad saw dengan seikhlas-ikhlasnya dengan menghadapkan hati kamu ke maqamnya.

j) Semasa rukun sujud hendaklah bermohon padanya dan membuat pengakuan kepadaNya dengan ikhlas.

k) Memberi salam dengan merasai akan terpisahnya diri kamu dan kembali ke dunia. Begitulah langkah-langkah yang sederhana yang harus diterapkan semasa mendirikan ketaatan didalam sholat bagi setiap muslimin.

Jangan sekali-kali kamu tidak menghadirkan hati dan jiwa raga kepadaNya kerana perbuatan kamu itu akan mengundang akan KemarahanNya dan boleh mendapat bencana di dunia ini kemudian diakhirat kelak dikeranakan kamu tidak beradab bila berhadapan denganNya tetapiboleh beradab dengan makhluknya terutama manusia.
Sekiranya fikiran kamu melayang sebentar maka lekas-lekas menanamkan keyakinan bahwa
Dia Maha Melihat dan Maha Mendengar”.

Peranan Zikir

Hal yang penting bagi orang yang menuju ke jalan Allah, sesudah mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan, ialah berzikir kepada Allah swt.

Wahai murid yang budiman, berzikirkepada Allah Taala dengan lisan dan dengan hati, pada setiap munasabah dan pada setiapwaktu dan tempat.

Adapun zikir yang terkumpul didalamnya segala maksud zikir-zikir dan tujuan-tujuannya yang zahir mahupun batin, iaitu sebutan La ilaaha illallaah (Tiada Tuhan melainkan Allah).
Zikir inilah yang wajib dilazimkan oleh orang-orang permulaan menuju ke jalan Allah dan yang wajib kembali kepadaNya oleh orang-orang yang telah sampai ke puncak makrifatullah.

Sesiapa yang ingin merasakan sesuatu rahasia dari rahasia-rahasia thariqat dan disingkap tabirbaginya dengan sesuatu cahaya Nur Hakikat, maka hendaklah ia melazimkan diri denganberzikir kepada Allah Taala dengan hati yang hadir, penuh adab dan tertib dengan tujuan yangbenar serta tawajjuh (menghadapkan diri) yang penuh khusyu’ dan tawaddhu.

Apabila semua sifat-sifat ini terkumpul pada diri seseorang ketika berzikir, maka mudah tersingkap baginya al-Malakut al-A’la (kerajaan Allah yang maha tinggi) dan rohnya akanmencapai ke kemuncak Haqaaiq al-Alam al-Ashfa (hakikat-hakikat alam yang suci) dan matahatinya akan melihat dengan jelas al-Jamal al-Aqdas al-Asmaa (kecantikan suci yang mahatinggi).

Keterangan:
“Kepada para murid dan salik yang memiliki cita-cita yang sebenar. Sesudah mengerjakanperintah dan meninggalkan laranganNya hendaknya jangan sekali-kali meninggalkan zikirkepadaNya. Berzikirlah (Ingatlah padaNya) dengan lidah dan hati yang sedar tanpa lalaidisetiap kali pada setiap waktu dan tempat. Zikir sangat mujarab dan amat berkesan dan akanmenjadi sebagai pendinding bagi sesiapa yang dapat mengamalkan dengan baik sehinggamenjadi darah daging.

Zikir ini akan bertindak sebagai pelindung dan sebagai peringatanbagi pengamalnya didalam mengharungi kehidupan dunia dan diakhirat kelak. Sekali lagijangan tinggalkan zikir. Sebagai tanda bagi sesiapa yang tidak meninggalkan zikir harian, adalah merupakan tanda ada perhubungan yang dijalinkan dan atas izin Tuhannya. Zikir yang paling utama bagi setiap murid dan salik yang berthariqat adalah La ilaaha illallaah.

Inilah zikir yang teragung, yang tertinggi bagi segala zikir-zikir. Dengan kalimat
inilah Nabi Muhammad saw diutuskan kedunia dengan tugas menyampaikan perintah TuhanNya bahwa Tiada Tuhan melainkan Allah. Zikir inilah yang harus dilazimkan, dimana terkumpul didalamnya segala maksud zikir-zikir dan tujuan yang zahir ataupun batin.
Maka jangan tinggalkan atau abaikan dalam apa juga keadaan.

Zikir Tahlil atau dinamakan juga Zikir Tauhid adalah pengamal-pengamal permulaan menuju kejalan Allah juga wajib dilazimkan bagi mereka yang berkeinginan untuk kembali kepadaNya dan juga bagi mereka yang telah sampai kepuncak makrifatullah.

Bagi siapa (murid dan salik) yang ingin mendapatkan dan merasakan sesuatu rahasia rahasia thariqat dan tersingkapnya tabir yang menghalanginya dengan sesuatu maka hendaklah sentiasa berzikir dengan Zikir Tauhid dengan hati yang hadir (menyadari apa yang dibacanya), dengan beradab serta tertib juga bersandarkan tujuan yang benar (tidak ada apa apa hajat yang melencong), menghadapkan dirinya dengan penuh khusyu’ serta dengan kerendahan hati dan ikhlas. Insyallah atas izin Allah akan tercapailah hajat untuk mencapai
rahasia-rahasia tersebut.

Bila mana kesemua syarat dan sifat sudah terkumpul pada seseorang yang berzikir maka akan tersingkaplah baginya al-Malakut al-A’la iaitu dapat melihat kerajaan Allah yang Maha
Tinggi) dan rohnya akan mendaki, naik ke puncak Haqaaiq al-Alam al-Ashfa iaitu dapat melihat hakikat sebenarnya alam-alam yang suci yang dimiliki oleh Allah dan mata hatinya akan dapat melihat dengan jelas al-Jamal al-Aqdas al-Asmaa iaitu keindahan yang suci dan
sifat-sifat nama ketuhanan yang Maha Tinggi)”.

Mukasyafah (penyingkapan rahasia)

Diantara perkara-perkara yang boleh membahayakan seorang murid ialah mencita-citakan (menginginkan) Mukasyafah (penyingkapan rahasia-rahasia Tuhan) dan berharap keramat
serta perkara-perkara diluar kebiasaan adat berlaku atas dirinya.

Ingatlah wahai murid, bahwa perkara-perkara serupa ini tidak akan muncul selagi kamu dituntut atau diminta-minta dengan berdasarkan hawa dan nafsu kerana pada kebiasaanya ia tidak akan muncul melainkan pada orang-orang yang membencinya dan tidak menduganya sama sekali.

Keterangan:
“Kebanyakkan murid dan salik bercita-cita untuk memperolehi ‘mukasyafah’ yaitu terbukanya rahasia-rahasia Tuhan dan bila terbukanya rahasia ketuhanan maka beralihlah ia untuk mencapai kedudukkan keramat yang mempunyai perkara-perkara diluar kebiasaan adat resam sebagai manusia biasa kerana tercapainya kedudukkan keramat akan membawanya kepada kedudukkan luar biasa, macam ‘superman’. Ingatlah wahai murid dan salik, perkara ini tidak akan datang selagi kamu mencarinya atau meminta-minta dengan berlandaskan hawa nafsu.
Kerana pada kebiasaanya keramat ini tidak akan datang melainkan pada orang-orang yang sangat membencinya dan tidak sangka sama sekali bila ia datang. Orang yang benci pada
kedudukkan keramat ini adalah semata-mata tidak mahu diganggu oleh manusia lain kerana tumpuan yang selama ini diberikan untuk Allah akan beralih kepada manusia dengan terpaksa melayani fi’il tabiat manusia yang hanya ingin kesenangan dan menolak kesusuhankerana kebanyakkan manusia seperti ini adalah manusia yang buta mata hatinya”.Adakalanya perkara-perkara seumpama keramat dan sebagainya itu terjadi juga pada golongan orang yang tertipu dengan cita-cita untuk mencelakakan dirinya dan sebagai suatu pengujian terhadap kamu Mu’minin yang lemah I’tikadnya. Semua itu tidak boleh dikira sebagai keramat yang benar, malah ia merupakan sebagai suatu penghinaan kepada orangorang yang mendakwa keramat itu. Sebab keramat hanya lahir (ada) pada orang-orang ahli istiqamah, yakni orang-orang yang sudah terkenal lurus dalam perjalanannya.

Keterangan:
“Kadang-kadang perkara seperti keramat berlaku juga pada orang yang tertipu dengan angan-angannya. Ini adalah sebagai hukuman dari Allah untuk mencelakakan dirinya dan
sebagai pelajaran bagi kaum mu’minin yang lemah keyakinannya terhadap Allah Taala.

Sekiranya berlaku juga sesuatu diluar dugaan manusia itu adalah ‘ketetapan hukum yang berlaku pada masa itu’ bukan pada keramat seperti yang didakwa oleh orang yang tertipu dan orang yang ditipu. Keramat hanya akan datang pada orang-orang yang ahli didalam istiqamah sahaja. Lain cara jangan haraplah! Istiqamah didalam menjalankan ketaatan perintah Allah Taala dan RasulNya. Sangatlah mudah untuk mengetahui seseorang itu menerima anugerah keramat ataupun tidak, lihatlah akan ketaatannya pada perintah Allah dan RasulNya. Mudah bukan! Maka dengan itu janganlah lekas terperdaya dengan dakwaan seseorang itu keramat atau tidak, lihatlah pada istiqamahnya”.

Wahai kamu murid! Sekiranya Allah Taala telah memberikan penghormatan keramat kepada kamu, maka hendaklah kamu mensyukuriNya. Awas, janganlah pula kamu berhenti dari meneruskan amalan kamu lantaran keramat itu telah muncul atas diri kamu. Juga hendaklah kamu tidak bermegah sangat dengan keramat itu, lalu kamu mengantungkan semua harapan ke atasnya. Hendaklah kamu merahsiakan keramat itu dari orang ramai dan jangan membicarakannya dengan mereka.


Tuesday 17 September 2013

Syair Perahu

Syair Perahu

Oleh: Hamzah Fansuri

Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.

Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.

Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.

Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.

Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba’id.

Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.

Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.

Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.

La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.

Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.

Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.

Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.

Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu ‘azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.

Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na’am, siang dan malam.

Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.

Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.

Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.

Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya,
“yakin akan Allah” nama pawangnya.

“Taharat dan istinja’” nama lantainya,
“kufur dan masiat” air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.

Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
“Allahu Akbar” nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.

“Wallahu a’lam” nama rantaunya,
“iradat Allah” nama bandarnya,
“kudrat Allah” nama labuhannya,
“surga jannat an naim nama negerinya.

Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam’ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.

Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.

Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.

Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.

Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
(baris ini tidak terbaca)

Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.

Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?

La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insap,
siang dan malam jangan dilalaikan.

La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma’rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.

La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da’im dan ka’im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.

La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.

La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.

La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma’rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.

La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.

La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah.
_________________