Monday 25 November 2013

YANG WUJUD HANYA ALLAH YANG ESA

Yang wujud hanya Allah Yang Esa.

Yang Ada Hanya Allah dan tidak ada makhluk yg lainnya dan Singgahsana nya diatas air dan dia menetapkan segala Sesuatu dalam catatan (lauhil mahfuz) dan DIA menciptakan langit dan bumi..(HR. Imran bin Hushain)

Dipandang pada keEsaannya tiada tuhan tiada hamba, yang ada hanyalah keEsaanNya...

Allah telah mencipta makhlok adalah untuk memperkenalkan dirinya...  

Allah telah mentajallikan zatnya kepada sifatNya, dari sifatnya ditajallikan  asma'Nya, dari asma'Nya dizahirkan afa'alNya..

Pentajalian atau penzahiran dari zat Allah hinggalah kepada Afa'alNya itulah yang dipanggil sebagai makhlok Allah...

Selain dari Allah adalah makhlok Allah dari segi panggilannya (dipandanh dari sidut makhlok) Setiap makhlok tidak mempunyai ujudnya sendiri tetapi ujud makhlok bergantung kepada wujud Allah..

Jika Allah tidak mengadakan @ menciptakan @ menzahirkan @ mentajallikan  @ menjadikannya....  Makhlok tidak akan ada..  Ada makhlok atau selain dari Allah iaiah sedang menunjukkan tentang wujud Allah...

Jika Allah tidak menzahirkan @ mentajallikan zat, sifat, asma' dan afa'alnya Dia tidak akan boleh dikenali..

Dizahirkan zat, sifat, asma' dan afa'al Allah yang segala penzahirannya itu dipanggil sebagai makhlok untuk menerangkan huwal auwalu, huwal akhiru, huwaz zohiru, huwal batinu...

Lagi sekali ditegaskan bahawa makhlok Allah adalah pentajalian atau penzahiran dari zat kepada sifat, dari sifat kepada asma' dan dari Asma' kepada afa'al Allah...

Jadi makhlok itu ialah Allah sedang memperkenalkan diriNya didalam bentuk sifat, asma' dan afa'alnya..

(Tujuan segala-galanya itu satu jua yaitu: "AL-ABIDU WAL MAKBUDU WAHIDUN." Artinya yg menyembah dan disembah itu satu jua...)..

Pentajalian afa'al dari asma' Allah ( perbuatan sedang bergantung kepada asma'), pentajalian asma' Allah dari sifat Allah ( asma' Allah bergantung kepada sifat Allah).  Pentajalian sifat Allah dari Zat Allah (sifat Allah bergantung kepada zat Allah)

Afa'al, asma' dan sifat Allah kesemua bergantung semata-mata kepada zat Allah...

Makhlok ( kenyataan afa'al, asma'  dan sifat Allah) bergantung kepada zat Allah (menyembah Allah)..

Yang menyembah Allah ialah afa'al, asmak dan sifat Allah yang dipanggil sebagai Makhlok... Maksudnya makhlok (afa'al, asma' dan sifat Allah) bergantung kepada zat Allah..

Tanpa penzahiran dari zat Allah kepada sifat Allah, penzahiran dari sifat Allah kepada asma' Allah, penzahiran dari asma' Allah kepada sifat Allah, makhlok tidak ujud..

Makhlok tidak mempunyai ujud sendiri, ujud makhlok adalah merupakan pentajalian zat Allah kepada sifat, pentajalian sifat Allah kepada Asma' Allah, pentajalian asma' Allah kepada afa'al Allah...

MASAALAH YANG TIMBUL..... KEPADA KITA

Segala pentajalian dari zat Allah sehingga kepada Afa'al Allah ini telah dirasai oleh makhlok yang sentiasa bersifat tidak ada sebagai ujud diri mereka sendiri...

Mereka atau makhlok yang tidak ada telah merasai yang pentajalian Afa'al, asma', sifat dan zat Allah sebagai ujud , sifat, asma' dan afa'al badan diri mereka sendiri bukan memandang pentajalian zat, sifat, asma' dan sifat Allah sebagai zat, sifat, asma' dan afa'al Allah...

Jika kita telah berpegang pentajalian Wujud, sifat, asma' dan afa'al Allah sebagai ujud diri sendiri maka kita telah menganggap diri kita ada disamping ada Allah...  

Anggapan kita yang pentajalian afa'al, asma', sifat dan ujud Allah sebagai ujud diri kita sendiri inilah yang telah dufirmankan oleh Allah didalam Al-Quran 

25.Surah Al-Furqān (Verse 43)
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا

Nampakkah (wahai Muhammad) keburukan keadaan orang yang menjadikan hawa nafsunya: 
tuhan yang dipuja lagi ditaati? Maka dapatkah engkau menjadi pengawas yang menjaganya jangan sesat?

(Tujuan segala-galanya itu satu jua yaitu: "AL-ABIDU WAL MAKBUDU WAHIDUN." Artinya yg menyembah dan disembah itu satu jua...)....  Ini bukan memberi makna ujud makhlok bersatu dengan wujud Allah untuk menyatakan EsaNya Allah..  Tetapi KeEsaan Allah itu tetap dari dulu, sekarang dan sampai bila-bila...

Peranan kita ialah menghilangkan @ membinasakan @ menghapuskan anggapan kita yang segala afa'al, asma', sifat dan ujud Allah yang sedang dinyatakan sebagai pengenalan kepada ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri sebagai ujud, sifat, asma' dan afa'al diri sendiri dan ujud, sifat, asma' dan afa'al selain dari Allah..

Kita semua berkewajipan untuk mengakui kenyataan ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah sebagai ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah yang sedang diperkenalkan...

Maka dengan menghilangkan anggapan yang ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah sebagai ujud, sifat, asma' dan afa'al diri sendiri dan ujud, sifat, asma' dan afa'al selain dari Allah dan menyaksi dan memperakui bahawa ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah yang sedang dipertontonkan itu adalah ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri, maka jadilah yang menyembah ( afa'al, asma' dan sifat Allah ) adalah yang disembah..... (Adalah pentajalian dari zat atau wujud Allah sendiri)

Dengan berpegang dan beriktiqod sedemikian rupa sucilah kita dari sifat keakuan diri (kita tidak mengaku haq Allah sebagai haq kita), dan maha suci zat Allah dari sebarang kekurangan... ( kita sentiasa mengaku bahawa ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah yang ditajallikan itu adalah ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri)- 

Dengan ini ternyatalah keEsaan Allah...


(Wujud tuhan meliputi akan segala wujud, tidak ada wujud melainkan aku dan perbuatanku "INNANY ANALLAAHU LAA ILLAAHA ILLA ANA," sesungguhnya tidak ada tuhan selain Aku.)...

Zat Allah meliputi didalam kenyataan sifat, asma' dan afa'al Allah...  Tidak ada ujud lain selain wujud Allah sahaja...

(kini antara aku dan dia menjadi satu, "MAN LAM YAZUK LAM YA'RIF." barang siapa yg belum merasai, belumlah mengetahui.)

Kenyataan afa'al, asma' dan sifat Allah (aku) adalah dari pentajalian zat Allah (Dia).. Esa Allah pada zat, sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri...

Dalam hati ini tidak sanggup lidah untuk menguraikanNya, jauh di atas ukuran kata-kata, tetapi tiap orang akan mengerti sendiri bilamana telah mengalaminya.

Untuk mengalami dan merasai sendiri seperti yang diperkatakan seperti diatas hendaklah sentiasa menyaksi dan mengakui bahawa ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah yang sedang dipertontonkan itu adalah ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri...

Jika tidak mampu untuk mengakui, maka gunalah kaedah menyoal "Siapakah yang ..... Dan pastikan jawapannya " ALLAH" sehingga hilang rasa dan perasaan kita memiliki ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah yang sedang dipertontonkan oleh Allah sebagai untuk memperkenalkan ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri....... 

Yang dirasai didalam rasa perasaan yang sedang disedari ialah Allah sedang merasai ujud, sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri.

Praktikal seperti yang disebutkan ini diambil dari firman Allah 

34.Surah Saba' (Verse 24)
قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِۖ قُلِ اللَّهُۖ وَإِنَّا أَوْ إِيَّاكُمْ لَعَلَىٰ هُدًى أَوْ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

Bertanyalah (wahai Muhammad kepada orang-orang musyrik itu):
 
"Siapakah yang memberi rezeki kepada kamu dari langit dan bumi?" 

Terangkanlah jawabnya: "Ialah Allah; 

dan sesungguhnya (tiap-tiap satu golongan), sama ada golongan kami ahli tauhid atau golongan kamu ahli syirik - (tidak sunyi daripada salah satu dari dua keadaan): keadaan tetapnya di atas hidayah petunjuk atau tenggelamnya dalam kesesatan yang jelas nyata".


Jika kita tidak mahu berperang dengan keakuan diri sendiri (menganggap dan mengaku afa'al, asma', sifat dan ujud Allah sebagai afa'al, asma', sifat dan ujud diri sendiri dan selain dari Allah), maka selama-lamanyalah kita didalam keadaan syirik dan mempertuhankan kepada hawa nafsu dan selain dari Allah...

No comments:

Post a Comment